Baca Artikel Lainnya
Setelah WannaCry dan Petya, kini muncul virus jahat atau ransomware jenis 'Bad Rabbit'. Virus ini telah menyerang Ukraina dan Rusia. Tak tanggung-tanggung, sistem di tiga situs Rusia, sebuah bandara dan kereta bawah tanah di Ukraina, telah diserang oleh Bad Rabbit.
Kepala Polisi Unit Cybercrime Ukraina, Ilya Sachkov, mengonfirmasi bahwa Bad Rabbit telah menyerang sistem elektronik pada layanan publik.
Bad Rabbit memiliki kemiripan dengan WannaCry dan Petya, yang lebih dahulu muncul di awal tahun ini. Namun, belum diketahui seberapa jauh penyebaran malware baru ini akan meluas ke seluruh dunia.
"Di beberapa perusahaan di negara kami telah lumpuh akibat serangan Bad Rabbit. Mereka menyerang server dan workstation yang dienkripsi," kata Sachkov, dikutip dari BBC, Kamis, 26 Oktober 2017.
Sementara itu, dua dari tiga situs di Rusia yang terkena Bad Rabbit adalah Interfax dan Fontanka.ru.
Pada kesempatan yang lain, Kepala Keamanan Siber Kaspersky Lab., Vyacheslav Zakorzhevsky mengatakan, sebagian besar korban yang menjadi target serangan Bad Rabbit berada di Rusia.
"Kami juga melihat serangan serupa di Ukraina, Turki dan Jerman, tapi tidak separah di Rusia," ungkapnya. Zakorzhevsky lalu menjelaskan cara kerja Bad Rabbit.
Menurutnya, Bad Rabbit mengenkripsi isi komputer dan meminta pembayaran - dalam hal ini 0,05 Bitcoins atau sekitar US$280 (Rp3,74 juta). Ia pun tetap memantau perkembangan perluasan serangan dari malware ini.
Perusahaan berbasis keamanan, Eset, justru mengatakan bahwa malware ini masih belum terdeteksi oleh mayoritas program antivirus.
Peneliti Keamanan Siber Eset, Kevin Beaumont mengklaim jika malware tersebut didistribusikan melalui update Adobe Flash yang tidak benar alias tidak asli.
Ia pun telah memposting tangkapan layar yang menunjukkan Bad Rabbit ibarat seperti 'Dragons Drogon' dan 'Rhaegal' pada serial TV Game of Thrones terhadap sistem Windows.
references by viva,
Follow @A_BlogWeb
Bad Rabbit memiliki kemiripan dengan WannaCry dan Petya, yang lebih dahulu muncul di awal tahun ini. Namun, belum diketahui seberapa jauh penyebaran malware baru ini akan meluas ke seluruh dunia.
"Di beberapa perusahaan di negara kami telah lumpuh akibat serangan Bad Rabbit. Mereka menyerang server dan workstation yang dienkripsi," kata Sachkov, dikutip dari BBC, Kamis, 26 Oktober 2017.
Sementara itu, dua dari tiga situs di Rusia yang terkena Bad Rabbit adalah Interfax dan Fontanka.ru.
Pada kesempatan yang lain, Kepala Keamanan Siber Kaspersky Lab., Vyacheslav Zakorzhevsky mengatakan, sebagian besar korban yang menjadi target serangan Bad Rabbit berada di Rusia.
"Kami juga melihat serangan serupa di Ukraina, Turki dan Jerman, tapi tidak separah di Rusia," ungkapnya. Zakorzhevsky lalu menjelaskan cara kerja Bad Rabbit.
Menurutnya, Bad Rabbit mengenkripsi isi komputer dan meminta pembayaran - dalam hal ini 0,05 Bitcoins atau sekitar US$280 (Rp3,74 juta). Ia pun tetap memantau perkembangan perluasan serangan dari malware ini.
Perusahaan berbasis keamanan, Eset, justru mengatakan bahwa malware ini masih belum terdeteksi oleh mayoritas program antivirus.
Peneliti Keamanan Siber Eset, Kevin Beaumont mengklaim jika malware tersebut didistribusikan melalui update Adobe Flash yang tidak benar alias tidak asli.
Ia pun telah memposting tangkapan layar yang menunjukkan Bad Rabbit ibarat seperti 'Dragons Drogon' dan 'Rhaegal' pada serial TV Game of Thrones terhadap sistem Windows.
references by viva,