WhatsApp dipakai lebih dari 1,3 miliar orang di seluruh dunia setiap bulannya. WhatsApp menjadi salah satu aplikasi smartphone populer saat ini. Dengan pengguna yang begitu besar, tidak mengherankan bila pelaku kejahatan cyber mencari celah untuk bisa menyadap percakapan pengguna. Dilansir Express, Sabtu (13/1/2018), periset dari Ruhr University Bochum menemukan risiko pada WhatsApp.
Periset mengklaim bahwa WhatsApp bisa membuat hacker memata-matai obrolan kelompok atau grup. Para ahli mengatakan bahwa ada orang yang mengendalikan server WhatsApp yang bisa memasukkan orang baru ke obrolan kelompok pribadi.
Mereka bisa melakukan ini tanpa izin dari administrator yang mengontrol akses ke percakapan itu. Berbicara kepada Wired, Pau
Periset mengklaim bahwa WhatsApp bisa membuat hacker memata-matai obrolan kelompok atau grup. Para ahli mengatakan bahwa ada orang yang mengendalikan server WhatsApp yang bisa memasukkan orang baru ke obrolan kelompok pribadi.
Mereka bisa melakukan ini tanpa izin dari administrator yang mengontrol akses ke percakapan itu. Berbicara kepada Wired, Pau
Baca Artikel Lainnya
- Windows 10 Pensiun 2025, Bersiap Beli PC/Laptop Baru Untuk Windows 11
- Penyebab Jumlah Penonton Live Shopee Menurun?
- Penyebab Akun Ini Tidak Dapat Lagi Menggunakan Whatsapp Karena Spam
- Facebook Meta Ramai-Ramai Jadi "Lapangan Kerja Baru", Data Apa Yang Sebenarnya Mereka Kumpulkan?
- Ridwan Kamil Difitnah Lisa Mariana Jadi Selingkuhannya
- Kronologi TNI Tembaki Polisi Lampung
- Jadwal Libur Panjang Idul Fitri 2025
- Sejak Kapan Gas Elpiji LPG 3KG Diberi Label Hanya Untuk Masyarakat Miskin?
- Data Angka Bunuh Diri Indonesia Terus Meningkat
- Bukalapak TutupLapak Karena Kalah Saing, Akankah Tokopedia Menyusul?
- ARTI CONSIGNEE REFUSE TO PAY COD SHIPMENT/SHIPMENT FEE JNE
- Velg Mutakin Buatan Mana?
- Terlalu Banyak Aturan, Penjual Seller Memilih Tak Berjualan Di Tokopedia
- Kenapa Shopee Tidak Bisa Ubah atau Ganti Jasa Kurir Ekspedisi?
kerahasiaan kelompok tersebut rusak begitu anggota yang tidak diundang dapat memperoleh semua pesan baru dan membacanya. Paul Rosler, salah satu peneliti Universitas Ruhr mengungkap bahwa kerahasiaan kelompok bisa rusak karena ada 'penyusup' di grup WhatsApp itu.
"Kerahasiaan kelompok tersebut rusak begitu anggota yang tidak diundang dapat memperoleh semua pesan baru dan membacanya," kata Paul.
Peretas yang canggih, staf WhatsApp dan pemerintah yang secara legal menuntut akses akan dapat mengendalikan server WhatsApp. Begitu seseorang telah melakukan infiltrasi percakapan, setiap orang yang mengobrol secara otomatis berbagi kunci rahasia dengan pengguna itu.
Juru bicara WhatsApp mengonfirmasi temuan peneliti tersebut kepada Wired, namun ia mengatakan bahwa tidak ada yang bisa secara diam-diam menambahkan anggota baru ke percakapan kelompok.
Ini karena pemberitahuan atau notifikasi berhasil dilakukan saat anggota baru yang tidak dikenal bergabung dengan grup.
Sementara itu, Chief Security Officer Facebook, Alex Stamos juga menanggapi klaim para peneliti di Twitter. Dia mengulangi bahwa pengguna diberi tahu tentang siapa pun yang bergabung dalam obrolan, bahkan yang tanpa izin.
Dalam serangkaian tweets, dia menulis bahwa di WhatsApp, anggota kelompok yang ada akan diberitahu saat orang baru ditambahkan.
"WhatsApp dibuat sehingga pesan grup tidak dapat dikirim ke pengguna tersembunyi dan menyediakan banyak cara bagi pengguna untuk mengonfirmasi siapa yang menerima pesan sebelum dikirim," jelasnya.
references by okezone
"Kerahasiaan kelompok tersebut rusak begitu anggota yang tidak diundang dapat memperoleh semua pesan baru dan membacanya," kata Paul.
Peretas yang canggih, staf WhatsApp dan pemerintah yang secara legal menuntut akses akan dapat mengendalikan server WhatsApp. Begitu seseorang telah melakukan infiltrasi percakapan, setiap orang yang mengobrol secara otomatis berbagi kunci rahasia dengan pengguna itu.
Juru bicara WhatsApp mengonfirmasi temuan peneliti tersebut kepada Wired, namun ia mengatakan bahwa tidak ada yang bisa secara diam-diam menambahkan anggota baru ke percakapan kelompok.
Ini karena pemberitahuan atau notifikasi berhasil dilakukan saat anggota baru yang tidak dikenal bergabung dengan grup.
Sementara itu, Chief Security Officer Facebook, Alex Stamos juga menanggapi klaim para peneliti di Twitter. Dia mengulangi bahwa pengguna diberi tahu tentang siapa pun yang bergabung dalam obrolan, bahkan yang tanpa izin.
Dalam serangkaian tweets, dia menulis bahwa di WhatsApp, anggota kelompok yang ada akan diberitahu saat orang baru ditambahkan.
"WhatsApp dibuat sehingga pesan grup tidak dapat dikirim ke pengguna tersembunyi dan menyediakan banyak cara bagi pengguna untuk mengonfirmasi siapa yang menerima pesan sebelum dikirim," jelasnya.
references by okezone
