Baca Artikel Lainnya
Kedengarannya menakutkan! Hasil penelitian di Tiongkok menyebutkan bahwa orang yang sering bekerja hingga larut malam berisiko menderita 11 macam kanker. Dikutip dari The Independent, Rabu (17/1/2018), setelah menganalisis 61 penelitian yang melihat hubungan antara kerja shift malam jangka panjang dengan 11 macam kanker, peneliti menemukan bahwa wanita yang bekerja malam memiliki risiko 20 persen lebih besar untuk didiagnosis kanker pada satu waktu.
"Kecenderungan meluasnya prevalensi bekerja malam di seluruh dunia dan beratnya beban kanker publik, kami menginisiasi studi ini untuk menarik perhatian publik akan isu ini," ujar pemimpin penelitian, Dr Xueliei Ma, seorang ahli onkologi di West China Medical Center Sichuan University.
Para peneliti menemukan bahwa pekerja shift malam memiliki risiko 41 persen lebih besar mengalami kanker kulit dan 32 persen kanker payudara. Namun, peningkatan risiko kanker payudara hanya terlihat pada populasi Eropa dan Amerika Utara.
Studi yang dipublikasikan di jurnal Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention ini juga menganalisis sejumlah staf berdasarkan pekerjaan dan menemukan para perawat yang bekerja malam memiliki peningkatan lebih tinggi dalam risiko kanker dari berbagai kelompok jenis pekerjaan.
Para perawat memiliki kemungkinan 58 persen lebih tinggi mengalami kanker ini, dibandingkan mereka yang hanya bekerja di siang hari. Beberapa studi sebelumnya mengatakan bahwa orang yang bekerja pada shift malam kemungkinan besar kesulitan mencari waktu untuk berolahraga.
Mereka juga memiliki kebiasaan makan sehat dan gaya hidup yang kurang, seperti merokok, yang merupakan faktor risiko terbesar kanker dan serangkaian penyakit lainnya.
Namun demikian, beberapa studi juga menemukan bahwa gangguan yang diakibatkan pada kerja malam pada pola tidur juga memengaruhi apa yang terlihat pada tingkat genetik, dan bisa mengalami proses biologi yang berujung pada "kekacauan".
Ma mengatakan, dengan adanya penelitian ini seharusnya perusahaan mau mengambil langkah untuk memberikan staf mereka pemeriksaan kesehatan rutin untuk mengurangi risiko ini.
Hampir empat juta wanita dari Amerika Utara, Eropa, Australia, dan Asia berpartisipasi dalam studi yang dievaluasi oleh Ma, dan ada 114.000 kasus kanker yang dilaporkan dalam kelompok ini.
Ma berspekulasi bahwa ini bisa dikarenakan mereka yang bekerja di bidang medis lebih menyadari program skrining kanker dan inilah yang kemungkinan besar harus diangkat.
"Kemungkinan penjelasan lainnya dari peningkatan risiko kanker di populasi ini kemungkinan berkaitan dengan kebutuhan pekerja dari perawat shift malam, seperti jadwal yang lebih intensif," lanjut Ma.
Studi ini mengindikasikan bahwa pekerja malam menjadi faktor risiko bagi kanker yang umum pada wanita.
"Temuan ini bisa membantu membangun dan mengimplementasikan langkah efektif untuk melindungi wanita pekerja shift malam. Pekerja shift malam dalam jangka panjang harus menjalani pemeriksaan fisik dan skrining kanker," tutup Ma
references by rakyatku