ASUS Indonesia mengklaim jika pasar laptop di Indonesia terus meningkat. Bukan hanya laptop mainstream saja, namun beberapa model lain juga dikabarkan ikut mengalami peningkatan.
Head of Public Relation Asus Indonesia Muhammad Firman mengatakan, selama beberapa tahun ini pemilihan laptop masyarakat berubah. Jika dahulu laptop mainstream ada di angka Rp2 juta-an hingga Rp3 juta-an, kini mulai berubah.
Baca Artikel Lainnya
- Laptop Gaming Tertipis Di Dunia Saat Ini
- Spesifikasi ASUS GTX 1660 Ti
- Data Angka Kemiskinan Indonesia 2025
- Pemerintah Indonesia Batasi Gratis Ongkir Belanja Online
- Kronologi Polisi Perkosa Tahanan Wanita di Pacitan
- Ridwan Kamil Difitnah Lisa Mariana Jadi Selingkuhannya
- Kronologi TNI Tembaki Polisi Lampung
- Cara Belanja Cekout Di Toco
- Ongkir Retur Pengembalian Shopee Ditanggung Siapa?
- Tokopedia Paksa Sellernya Untuk integrasi Dengan Tiktok Shop
- Bukalapak TutupLapak Karena Kalah Saing, Akankah Tokopedia Menyusul?
- Android KitKat Dihentikan Oleh Google, Beberapa Aplikasi Tak Bisa Dipakai Lagi
- ASUS ROG Phone 2 Hanya Dijual 400 Ribu Unit
- Spesifikasi Asus ROG Phone II
“Kini masyarakat Indonesia lebih memilih laptop mainstream di harga Rp5 juta-an, ada peningkatan sebesar 15 persen,” ujar Firman kepada Okezone di Jakarta, Rabu (28/3/2018).
Peningkatan ini didorong beberapa faktor yang cukup penting, salah satunya adalah peningkatan kebutuhan masyarakat.
“Kini masyarakat memiliki demand laptop yang lebih powerfull,” jelasnya.
Selain itu, dia memaparkan jika pengguna laptop 2 in 1 di Indonesia pun juga ikut meningkat. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, salah satunya adalah mengenai produk yang ditawarkan.
“Kini kita punya laptop 2 in 1 di kisaran harga Rp5 juta-an, Rp10 juta-an, dan juga yang premium,” lanjutnya.
Namun sayang, saat ditanyakan mengenai kehadiran laptop bertenaga prosesor Qualcomm, Firman mengaku belum mengetahui detail apakah perangkat tersebut akan masuk ke Indonesia atau tidak. Dia mengatakan, masih banyak faktor yang harus dipertimbangkan.
“Salah satunya adalah demand masyarakat Indonesia. Kalau demandn-ya banyak, maka tidak menutup kemungkinan akan kita bisa bawa ke sini (laptop dengan prosesor Qualcomm,” pungkasnya.
references by okezone
Peningkatan ini didorong beberapa faktor yang cukup penting, salah satunya adalah peningkatan kebutuhan masyarakat.
“Kini masyarakat memiliki demand laptop yang lebih powerfull,” jelasnya.
Selain itu, dia memaparkan jika pengguna laptop 2 in 1 di Indonesia pun juga ikut meningkat. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, salah satunya adalah mengenai produk yang ditawarkan.
“Kini kita punya laptop 2 in 1 di kisaran harga Rp5 juta-an, Rp10 juta-an, dan juga yang premium,” lanjutnya.
Namun sayang, saat ditanyakan mengenai kehadiran laptop bertenaga prosesor Qualcomm, Firman mengaku belum mengetahui detail apakah perangkat tersebut akan masuk ke Indonesia atau tidak. Dia mengatakan, masih banyak faktor yang harus dipertimbangkan.
“Salah satunya adalah demand masyarakat Indonesia. Kalau demandn-ya banyak, maka tidak menutup kemungkinan akan kita bisa bawa ke sini (laptop dengan prosesor Qualcomm,” pungkasnya.
references by okezone
