MASUKAN KATA DI KOTAK BAWAH INI UNTUK MENCARI.. LALU KLIK TOMBOL "SEARCH"

April 13, 2013

Asal Usul Batu Hitam Hajar Aswad

Baca Artikel Lainnya

Hajar Aswad adalah batu hitam yang terletak di sudut sebelah Tenggara Ka’bah, yaitu sudut dari mana Tawaf dimulai. Hajar Aswad merupakan jenis batu ‘RUBY’ yang diturunkan Allah dari surga melalui malaikat Jibril. Hajar Aswad terdiri dari delapan keping yang terkumpul dan diikat dengan lingkaran perak. Batu hitam itu sudah licin karena terus menerus dikecup, dicium dan diusap-usap oleh jutaan bahkan milyaran manusia sejak Nabi Adam, yaitu jamaah yang datang ke Baitullah, baik untuk haji maupun untuk tujuan Umrah. Perlu kalian tanamkan di hati Ka'bah hanya bangunan tempat ibadah dan hajar aswad hanya sebuah batu, Jauhkan dihati kalian saat sujud menganggap Kabah/Batu Hajar Aswad adalah yg disembah atau penyerupaan ALLAH SWT.
memegang batu hajar aswad tersebut adalah sunnah saja seperti yg dilakukan Nabi Ibrahim, sehingga tidak memperlakukannya secara berlebihan dan sewajarnya saja. terlebih hingga mengira bahwa KABAH / HAJAR ASWAD adalah ALLAH SWT atau sama dengan menyembah ALLAH SWT, jika demikian tidak ada bedanya dengan bangsa arab jahiliyah pada zaman Nabi-Nabi terdahulu.

Bangsa arab jahiliyah (zaman kegelapan/kebodohan) adalah bangsa yang sering mabuk-mabukan, berzina, bermaksiat , menyembah/beribadah kepada roh/ leluhur, nenek moyang, patung, hewan, berhala, batu, api, matahari, dan  benda mati/hidup lainnya. maka dari itu zaman dahulu pada masa umat Nabi Ibrahim disekitar kabah terdapat patung, api, patung sapi, tumbal hewan, dan sesembahan musyrik lainnya yang diturunkan turun-temurun dari Nenek-Kakek/keluarga mereka untuk berdoa & meminta sesuatu.ibadah, doa, pujian, hormat atau penyembahan diberikan kepada/dihadapan berhala-berhala, gambar/foto, lukisan, patung,sesaji, atau yg menyerupai Tuhan mereka.

berhala adalah istilah/bahasa merendahkan untuk pemujaan, meminta, perantaraan berdoa dengan benda mati, hewan, atau mahluk ghaib, benda fisik seperti gambar kultus, hewan, patung, api, air, matahari atau praktik diyakini hampir pada ibadah, seperti memberikan kehormatan yang tidak semestinya dan memperhatikan bentuk membuat bentuk/menyerupakan/menjelma sebagai Tuhan, ide, dan objek merupakan penyembahan Ciri penyembahan terhadap berhala yang dibuat dengan tangan manusia/bangsa Jin/bisikan Syaitan

Pada masa Ibrahim (Abraham), kebanyakan rakyat disekitar Mesopotamia beragama politeisme yaitu menyembah & beribadah lebih dari satu Tuhan dan menganut paganisme, mempercayai arwah/roh leluhur/nenek moyang, mempercayai adanya dewa-dewa. Dewa Bulan atau Sin merupakan salah satu berhala yang paling penting bagi kaum mereka. Bintang, bulan dan matahari menjadi objek utama saran penyembahan dan karenanya, astronomi merupakan bidang yang sangat penting.

Sewaktu kecil Ibrahim sering melihat ayahnya membuat patung-patung tersebut, lalu dia berusaha mencari sendiri kebenaran agama yang dianuti oleh keluarganya itu.

Dalam alkitab (kitab kejadian) menceritakan tentang pencariannya dengan kebenaran. Pada waktu malam yang gelap, beliau melihat sebuah bintang (bersinar-sinar),

lalu ia berkata: "Inikah Tuhanku?" Kemudian apabila bintang itu terbenam, ia berkata pula: "Aku tidak suka kepada yang terbenam hilang". Kemudian apabila dilihatnya bulan terbit (menyinarkan cahayanya), dia berkata: "Inikah Tuhanku?" Maka setelah bulan itu terbenam, berkatalah dia: "Demi sesungguhnya, jika aku tidak diberikan petunjuk oleh Tuhanku, nescaya menjadilah aku dari kaum yang sesat".

Kemudian apabila dia melihat matahari sedang terbit (menyinarkan cahayanya), berkatalah dia: "Inikah Tuhanku? Ini lebih besar". Setelah matahari terbenam, dia berkata pula: "Wahai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri (bersih) dari apa yang kamu sekutukan (Allah dengannya)". Inilah daya logika yang dianugerahi kepada beliau dalam menolak agama penyembahan langit yang dipercayai kaumnya serta menerima tuhan yang sebenarnya.
Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. (Q.S Al-Baqarah Ayat 146)
Namun Nabi Ibrahim (Abraham), Nabi-nabi utusan, Rasul Allah SWT terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan kepada seluruh manusia &  mahluk lainnya di langit maupun bumi,  untuk menyembah dan beribadah hanya pada satu Tuhan, yaitu Allah SWT.

Tidak memerlukan perantara mahluk/benda/sesuatu jika ingin berdoa maupun meminta kepada-Nya. Tuhan tidak mempunyai keluarga, istri, apalagi anak maupun memiliki saudara, menyerupai mahluk/sesuatu, atau roh, atau menganalogikan ALLAH SWT seperti mahluk yg terdiri dari Roh, jiwa, Tubuh, atau menjelma sebagai manusia
 
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam juga keluar menuju tempat peribadatan kaumnya untuk mengajak kaumnya menyembah Allah, saat sampai di sana, Beliau mendapatkan kaumnya sedang tekun menyembah patung yang banyak jumlahnya, mereka menyembahnya, berdoa & merendahkan diri di hadapannya serta meminta dipenuhi kebutuhan mereka kepadanya, maka Nabi Ibrahim tampil dan berkata,

Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadah kepadanya?
(QS. Al Anbiya’: 52)

Kaumnya menjawab,
Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya.” (QS. Al Anbiya’: 53)

Demikianlah kaumnya, mereka tidak memiliki alasan terhadap perbuatan mereka selain mengikuti nenek-moyang mereka yang sesat.

Ibrahim berkata lagi, “Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Al Anbiyaa’: 54)

Kaumnya menjawab, “Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-main?” (QS. Al Anbiyaa’ : 55)

Ibrahim menjawab, “Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya: dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu.” (QS. Al Anbiyaa’: 56)

Ketika Nabi Ibrahim ‘alaihissalam melihat kaumnya tetap kokoh di atas penyembahan kepada patung, maka Beliau memikirkan bagaimana caranya menghancurkan patung-patung itu agar mereka mau berpikir.

Abu Ishaq mengatakan dari Abul Ahwash dari Abdullah, ia berkata,

“Ketika kaum Nabi Ibrahim keluar menuju tempat mereka berhari raya, kaumnya –ada yang mengatakan “bapaknya”- melewati Nabi Ibrahim sambil berkata, “Wahai Ibrahim, mengapa kamu tidak ikut bersama kami?” Ibrahim menjawab, “Sesungguhnya aku sedang sakit dari kemarin,” Nabi Ibrahim pun melanjutkan kata-katanya, “Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu setelah kamu pergi meninggalkannya.” Maka salah seorang di antara kaumnya ada yang mendengar kata-kata itu.

Dengan diam-diam Nabi Ibrahim ‘alaihissalam pergi menuju ke tempat  patung-patung itu berada, saat melihat di hadapan patung-patung itu banyak makanan (sesajen), maka Ibrahim mengajak berbicara  patung-patung itu dengan berkata, “Mengapa kalian tidak makan dan mengapa kalian tidak bicara-bicara?
Segeralah Nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhala hingga terpotong-potong menggunakan kapaknya, kecuali patung/berhala yang paling besar
Nabi Ibrahim pun menaruh kapaknya (yang digunakan untuk menghancurkan patung-patung) di tangan patung yang paling besar, 
Ketika kaumnya kembali mendatangi tempat patung yang mereka sembah dan melihat apa yang teradi,

Mereka berkata, Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan  kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim.”(QS. Al Anbiyaa’ : 59)

Salah seorang di antara mereka berkata, “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim.” (QS. Al Anbiyaa’ : 60)

Kaumnya berkata, “Bawalah dia dengan diperlihatkan kepada orang banyak, agar mereka menyaksikan”. (QS. Al Anbiyaa’ : 61)

Nabi Ibrahim pun dihadapkan kepada mereka dan disidang, “Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, wahai Ibrahim?” (QS. Al Anbiyaa’: 62)

Ibrahim menjawab, “Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara”. (QS. Al Anbiyaa’ : 63)

Maksud perkataan Nabi Ibrahim tersebut adalah agar kaumnya mau berfikir & menggunakan mata hatinya, bahwa patung adalah benda mati buatan manusia yang tidak dapat berbicara sehingga tidak pantas disembah, berdoa, apalagi meminta kepadanya, tanpa perlu dijelaskan lagi oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.

Maka mereka kembali kepada kesadaran mereka dan  berkata, “Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya“, (QS. Al Anbiyaa’: 64) Yakni karena meninggalkan patung-patung itu tanpa dijaga.

Suasanapun seketika menjadi hening, kepala mereka pun menjadi tertunduk, setelah itu mereka berkata kepada Ibrahim:

“Sesungguhnya kamu telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara.” (QS. Al Anbiyaa’ : 65)

Maksudnya, “Mengapa kamu suruh kami bertanya kepada patung-patung itu, sedangkan kamu tahu bahwa mereka tidak bisa bicara.”

Ketika itulah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berkata,

Maka mengapa kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak  memberi bahaya kepada kamu?” (QS. Al Anbiyaa’: 66)

Ah kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami?” ( QS. Al Anbiyaa’ : 67)

Inilah jihad pertama para nabi, yaitu jihadul ‘ilmi wa iqaamatul hujjah (berdakwah dan menegakkan hujjah) sehingga tidak ada alasan lagi bagi mereka di hadapan Allah nanti.

Ketika kebenaran Nabi Ibrahim telah tampak  dan alasan mereka kalah, mereka beralih kepada cara yang lain, yaitu menggunakan “kekerasan” karena Ibrahim telah menghancurkan Tuhan (patung-patung) mereka dan menghina sesembahan mereka. Mereka berkata, “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak.” (QS. Al Anbiyaa’: 68)

Maka kaumnya pun mengumpulkan banyak kayu bakar, sampai-sampai ada wanita yang sakit bernadzar, kalau seandainya sakitnya sembuh ia akan ikut mengumpulkan kayu bakar untuk membakar Ibrahim.

Mereka meletakkan kayu bakar itu dalam sebuah parit dan menyalakan api di dalamnya hingga menyala besar, lalu mereka meletakkan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dalam sebuah wadah manjeniq (alat pelempar) atas usulan seorang dari daerah Akraad-Persia (Syu’aib Al Jabay berkata, “Namanya adalah Haizan”, Allah pun menenggelamkan Haizan ke dalam bumi dan ia tetap  berada di dalamnya hingga hari kiamat), setelah itu dilemparlah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dalam keadaan terikat dari manjenik itu ke dalam api. Saat itu Nabi Ibrahim berkata,

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ

Cukup bagiku Allah, dan Dialah sebaik-baik Pelindung.” (sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma yang diriwayatkan oleh Bukhari)

Maka Allah Ta’ala pun menyelamatkan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dengan menjadikan api itu dingin. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, Wahai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim, (QS. Al Anbiyaa’ :69)

Ibnu Abbas dan Abul ‘Aliyah berkata, “Kalau seandainya Allah tidak berfirman “Dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim” tentu dinginnya api tersebut akan menyakiti Ibrahim.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Sa'id bin Jubair mengisahkan bahwa, Malaikat Ar-Ra'd (malaikat pengatur awan dan hujan) mengatakan, "Kapan saja aku diperintah, maka aku akan menurunkan hujan, namun firman Allah lebih cepat,
"Kami berfirman, "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim."
Ketika Nabi Ibrahim a.s bersama anaknya Ismail (Ishmae) & Ishak membina Kaabah sebagai tempat beribadah kepada ALLAH SWT  banyak kekurangan yang dialaminya.
Pada mulanya Kaabah itu tidak ada bumbung/tiang dan pintu masuk. Nabi Ibrahim a.s bersama Nabi Ismail bekerja untuk membangunnya agar terlihat lebih indah dan kokoh dengan mengangkut batu dari berbagai gunung .
apabila pembinaan Kaabah itu selesai, ternyata Nabi Ibrahim masih merasakan kekurangan sebuah batu lagi untuk diletakkan di Kaabah.

Nabi Ibrahim berkata Nabi Ismail berkata, "Pergilah engkau mencari sebuah batu yang akan aku letakkan sebagai penanda bagi manusia."

Kemudian Nabi Ismail a.s pun pergi dari satu bukit ke satu bukit untuk mencari batu yang baik dan sesuai. Ketika Nabi Ismail a.s sedang mencari batu di sebuah bukit, tiba- tiba datang malaikat Jibril a.s memberikan sebuah batu yang cantik. Nabi Ismail dengan segera membawa batu itu kepada ayahnya Nabi Ibrahim a.s. Nabi Ibrahim a.s. merasa gembira melihat batu yang sungguh cantik itu, beliau menciumnya beberapa kali. Kemudian Nabi Ibrahim a.s bertanya, "Dari mana kamu dapat batu ini?"

Nabi Ismail berkata, "Batu ini kuterima daripada yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu (Jibril)."
Batu tersebut ternyata batu suci pemberian Allah SWT melalui malaikat Jibril yg diambil dari surga untuk menyempurnakan manusia dari menyembah  berhala/patung yg sevelumnya berada disekitar kabbah pada zaman Nabi Ibrahim a.s

Nabi Ibrahim mencium lagi batu itu dan diikuti oleh Nabi Ismail a.s. Sehingga sekarang Hajar Aswad itu dicium oleh orang-orang yang pergi ke Baitullah.

Jagalah hati kita sewaktu mencium Hajar Aswad supaya tidak menyekutukan Allah SWT, berdoa dan meminta pada batu tersebut
Kabah juga hanyalah sebuah bangunan/rumah Ibadah,

http://cp.jurnalhajiumroh.com/uploads/radhite/image/hajar%20aswad%20close%20up.jpg

The material of the black stone has not been precisely determined. It is sometimes classified as lava and sometimes as basalt. The reason for this difficulty is that its visible surface is worn smooth by hand touching, etc. its estimated diameter is approximately 12". Its colour is reddish black with red and yellow particles.

Batu hajar aswad terletak dibagian dalam, sedangkan dibagian luarnya adalah pelindung sejenis besi perak.
batu tersebut bukan meteroit, asteroid maupun benda jatuh lainnya yg berasal dari angkasa.
Kalau kalian berfikir bentuknya seperti kemaluan Wanita (Vagina) artinya otak kalian kotor



Klasifikasi / komposisi meteroit, asteroid yg biasa jatuh kebumi
Iron : preliminary contains iron and nickel;
Stony iron: mixtures of iron and stony material
Chondrite: by far the largest number of meteorites fall into this class. Similar in
composition to the mantles and crusts of the terrestrial planets.
Carbonaceous chondrite: very similar in composition to the sun less volatiles;
Achondrite: similar to terrestrial basalts; the meteorites believed to have originated
on the moon and mars are achondrites.
Meteorite classifications
Stone chondrite            =         85.7%
Stone achondrite          =         7.1%
Stony-Iron                   =          1.5%
Iron                              =         5.7%

Most meteorites contain at least some iron metal (actually an alloy of iron and nickel). You can see the metal shining on a broken surface. Iron meteorites are all metals, stony iron meteorites are about half metal, half stone, and stone meteorites contain small flecks of metal.
Density
Many meteorites, particularly iron meteorites, are very dense and feel heavier than most rocks found on earth. The density of iron metal is about 8 grams per cubic centimeter so that most meteorites containing metal have densities greater than 3.3 grams per cubic centimeter. Few terrestrial rocks have densities higher than this value, with the exception of iron ores, which are typically iron oxides such as magnetite or hematite.
Magnetism
Most meteorites contains some iron nickel metal and attract a magnet easily. You can use an ordinary magnet to test this property. A magnet will stick to the meteorite if it contains much metal. Some meteorites, such as stony meteorites, contain only a small amount of metal, but will attract a magnet hanging on a string.
In addition to meteorites containing iron, there are man-made and naturally occurring materials that are magnetic and are easily confused with meteorites. Magnetite  and hematite both of these minerals can occur as large masses with smooth surfaces which are heavier than typical rocks, but have some features which resemble meteorites. Magnetite especially is very magnetic (hence its name) and hematite is mildly magnetic.

Granite
Granite is an igneous rock that is composed of four minerals. These minerals are quartz, feldspar, mica, and usually hornblende. Granite forms as magma cools far under the earth's surface. Because it hardens deep underground it cools very slowly. This allows crystals of the four minerals to grow large enough to be easily seen by the naked eye. Formation
Granite rocks are formed by slowly cooling pockets of magma that were trapped beneath the earths surface. Granite is used for long lasting monuments and for trim and decoration on buildings
Outcrops of granite tend to form tors, rounded massifs, and terrains of rounded boulders cropping out of flat, sandy soil. Granites sometimes occur in circular depressions surrounded by a range of hills, formed by the metamorphic aureqle or hornfels. Granite is nearly always massive, hard and tough, and it is for this reason it has gained widespread use as a construction. The average density of granite is 2.75 g.cm-3 with a range of 1.74 g.cm-3 to 2.80g.com-3.
Composition
SiO2     =          72.04%
A1203   =          14.42%
K20      =          4.12%
Na2O   =          3.69%
CaO     =          1.82%
FeO     =          1.68%
Fe2O3   =          1.22%
MgO    =          0.71%
TiO2     =          0.30%
P205     =          0.12%
MnO    =          0.05%
This distinctive pink granite forms most of pikes peak, Colorado. Its major constituent is pink-organic potassium feldspar. The gray, clear mineral is quarts, which is diagnostic of granite-that is, a rock without quarts, no matter what else is in it, cannot be called granite. There are also a few rare white grains of plagioclase feldspar, and also a darker mineral, the brown mica phlogopite.




Hadist Sahih riwayat Imam Bathaqie dan Ibnu ‘Abas RA, bahwa Rasul SAW bersabda:
“Allah akan membangkitkan Al-Hajar (Hajar Aswad) pada hari kiamat. Ia dapat melihat dan dapat berkata. Ia akan menjadi saksi terhadap orang yang pernah memegangnya dengan ikhlas dan benar”.
Hadis tersebut mengatakan bahwa disunatkan membaca do’a ketika hendak istilam (mengusap) atau melambainya pada permulaan thawaf atau pada setiap putaran, sebagai mana, diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA. 


“Bahwa Nabi Muhammad SAW datang ke Ka’bah lalu diusapnya Hajar Aswad sambil membaca Bismillah Wallahu Akbar”.


Perlakuan terhadap Hajar Aswad berdasarkan syariat ini hendaknya dipahami sebagai bentuk ittiba’(mengikuti) sunah Rasulullah saw. Dia bukan bentuk penghambaan dan pemujaan terhadapnya, juga bukan keyakinan bahwa batu tersebut dapat mendatangkan manfaat atau mudharat. Sebagaimana perkataan Umar bin Khattab yang masyhur dalam riwayat muttafaq alaih, “Sungguh aku tahu, engkau hanyalah batu yang tidak mendatangkan manfaat atau menimbulkan bahaya. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah saw menciummu, niscaya aku tidak menciummu.”

Selain itu, perlakuan terhadap Hajar Aswad berdasarkan ketentuan syariat tersebut diniatkan untuk mendapatkan fadhilah atau keutamannya, di antaranya adalah terhapusnya dosa (HR. Ahmad).
Ada juga riwayat yang menyebutkan bahwa Hajar Aswad di hari kiamat akan mengenali orang-orang yang menciumnya.

Hanya saja semua dianjurkan dengan tidak menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun ucapan. Kejadian ini sering terjadi saat kondisi sangat sesak dan setiap orang berebut ingin menciumnya, sehingga tak jarang sering terjadi caci maki dan tindakan menyakiti saudaranya. Bayangkan, jika hal tersebut terjadi di pasar, maka dia merupakan perbuatan tercela, apalagi jika terjadi di depan Ka’bah yang mulia.

Rasulullah saw pernah mengingatkan Umar bin Khattab, bahwa karena dia orang yang kuat secara fisik, agar jangan menyakiti orang lemah. Maka hendaknya dia mengusapnya ketika sepi. Adapun ketika penuh sesak, maka cukup menghadapnya dan bertakbir.

Disyariatkan pula terkait dengan Hajar Aswad, menjadikannya sebagai tempat awal dan akhir bagi orang yang melakukan Thawaf. Para ulama umumnya berpendapat, bahwa thawaf yang tidak dimulai dari Hajar Aswad, tidak dianggap sebagai satu putaran. Caranya, ketika hendak memulai thawaf, hadapkan tubuh ke arah Ka’bah sejajar dengan Hajar Aswad, lalu lambaikan tangan (jika sulit mencium atau mengusapnya) sambil berucap, ‘Bismillahi Allahu Akbar’ setelah itu berjalan dengan menjadikan Ka’bah di sebelah kirinya. Begitu seterusnya hingga tujuh putaran.

Lalu diakhiri di Hajar Aswad. Kemudian shalat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim, atau jika tidak memungkinkan dimana saja di Masjidil Haram.
http://isgoc.com/images/aboutislam/FAMILY%20TREE%20%7BLarg%20Pic%7D.png
Silsilah Nabi / Pemberi Peringatan Nabi Akhir Zaman
Nabi adalah manusia yang diberikan wahyu kepadanya dengan membawa syariat untuk diamalkan dan tidak diperintahkan untuk menyampaikannya. Sedangkan rasul adalah manusia yang diberikan wahyu kepadanya untuk diamalkan dan diperintahkan untuk menyampaikannya. Setiap rasul adalah nabi akan tetapi tidak setiap nabi adalah rasul. Muhammad saw adalah nabi dan rasul, firman Allah swt :
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا
Artinya : “Hai Nabi, Sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan.” (QS. Al Ahzab : 45)
مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Artinya : “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Ahzab : 40)
Ayat ini menggabungkan antara dua sifat beliau yaitu kenabian dan kerasulan.
Dan terkadang suatu lafazh menempati lafazh yang lainnya, sebagaimana firman Allah swt :
وَكَمْ أَرْسَلْنَا مِن نَّبِيٍّ فِي الْأَوَّلِينَ ﴿٦﴾
وَمَا يَأْتِيهِم مِّن نَّبِيٍّ إِلَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِؤُون ﴿٧﴾
Artinya : “Berapa banyaknya nabi-nabi yang telah Kami utus kepada umat-umat yang terdahulu. Dan tiada seorang nabipun datang kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.” (QS. Az Zukhruf : 6 – 7)
Adapun jumlah dari nabi dan rasul amatlah banyak, firman Allah swt :
Artinya : “Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.” (QS. Fathir : 24)
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّن قَبْلِكَ مِنْهُم مَّن قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُم مَّن لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ
Artinya : “Dan Sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.” (QS. Ghafir : 78)
Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban didalam shahihnya dari Abu Dzar al Ghifary berkata,”Aku bertanya kepada Rasulullah saw berapakah jumlah para nabi?” beliau saw bersabda,”124.000.” lalu aku bertanya berapa jumlah para rasul?” maka beliau saw bersabda,”313.” Namun demikian hadits ini tidaklah mutawatir yang mengharuskannya menjadi shahih, maka tidaklah memunculkan kecuali dugaan dan permasalahan akidah tidaklah didasari kecuali dengan keyakinan.
Masih banyak pendapat tentang hal ini dan tidak perlu disebutkan karena kita tidaklah dibebankan kecuali hanya sebatas mengetahui para rasul yang disebutkan didalam Al Qur’an al Karim yang berjumlah 25 orang, yang kebanyakan mereka disebutkan didalam firman Allah surat al An’am ayat 83 – 86 :
Artinya : “Dan Itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui. Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub kepadanya. kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) Yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. semuanya Termasuk orang-orang yang shaleh. Dan Ismail, Ilyasa’, Yunus dan Luth. masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya).” (QS. Al An’am : 83 – 86)
Urutan para rasul adalah Adam, Idris, Nuh, Hud, Shaleh, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Ayyub, Syuaib, Musa, Harun, Dzulkifli, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa’, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa, Muhammad saw. .. (Fatawa al Azhar juz VIII hal 101)

Dari 25 Rasul tersebut terdapat 5 Rasul yang mempunyai sifat Ulil ’Azmi diantara mereka 
Ulul azmi adalah gelar yang diberikan kepada para rasul yang memiliki kedudukan tinggi/ istimewa karena ketabahan dan kesabaran yang luar biasa, dalam menyebarkan agama. Tauhid
ialah nabi Ibrahim as, nabi Musa, nabi nuh as, nabi Isa as dan nabi Muhammad SAW


Nabi Muhammad SAW
Penutup para Nabi Utusan ALLAH SWT untuk memberikan peringatan pada Manusia.

Jika datang Nabi terakhir, maka umat manusia yg beriman wajib mengikutinya
Untuk yang penasaran silahkan baca dan pelajari  Sirah Nabawiyah

MISI SEMUA PARA NABI/RASUL ADALAH MENGAJARKAN SATU TUHAN
MENJADI JALAN MENGENAL ALLAH SWT
BUKAN DIJADIKAN SEBAGAI TUHAN ATAUPUN MENGAKU SEBAGAI TUHAN

NABI MUHAMMAD SAW DIUTUS TERAKHIR KALI UNTUK MELURUSKAN 

AJARAN-NYA DARI  KITAB MAUPUN  NABI SEBELUMNYA

YANG TELAH DIBENGKOKKAN OLEH IBLIS KEDALAM HATI MANUSIA..
SEHINGGA DIBUAT SALAH MENYEMBAH DAN BERIBADAH KEPADA TUHAN


“Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu." Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.” (QS. Ibrahim: ayat 22) .


Dan katakanlah, Kebenaran itu datangnya dari Rabbmu, maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarkanlah ia kafir …” (TQS. al-Kahfi: 29)


Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (TQS. al-Kahfi: 104).
Allah Ta’ala ialah dzat yang maha kaya dan suci dari segala kekurangan, sekalipun semua manusia di muka bumi kufur kepada kepada-Nya, hal ini sama sekali tidak menjadikan Allah Ta’ala menjadi miskin.
“Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu”. 
(QS : Az Zumar ayat 7).




ASAL – USUL HAJAR ASWAD


Ketika Nabi Ibrahim a.s bersama anaknya membangun Ka’bah banyak kekurangan yang dialaminya. Pada mulanya Ka’bah itu tidak ada bumbung dan pintu masuk. Nabi Ibrahim a.s bersama Nabi Ismail mau membangunnya dengan meninggikan bangunannya dan mengangkut batu dari berbagai gunung. setelah bangunan Ka’bah itu hampir selesai, ternyata Nabi Ibrahim masih merasa kekurangan sebuah batu lagi untuk diletakkan di Kaabah.

Nabi Ibrahim berkata pada Nabi Ismail, “Pergilah engkau mencari sebuah batu yang akan aku letakkan sebagai penanda bagi manusia.”

Kemudian Nabi Ismail a.s pun pergi dari satu bukit ke satu bukit untuk mencari batu yang baik dan sesuai. Ketika Nabi Ismail a.s sedang mencari batu di sebuah bukit, tiba-tiba datang malaikat Jibril a.s memberikan sebuah batu yang cantik. Nabi Ismail dengan segera membawa batu itu kepada Nabi Ibrahim a.s. Nabi Ibrahim a.s. merasa gembira melihat batu yang sungguh cantik itu, beliau menciumnya beberapa kali. Kemudian Nabi Ibrahim a.s bertanya, “Dari mana kamu dapat batu ini?”

Nabi Ismail berkata, “Batu ini kuterima dari yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu (Jibril).”
Nabi Ibrahim mencium lagi batu itu dan diikuti oleh Nabi Ismail a.s. Sehingga sekarang Hajar Aswad itu dicium oleh orang-orang yang pergi ke Baitullah. Siapa saja yang bertawaf di Ka’bah disunnahkan mencium Hajar Aswad.

Perhatikan Rahasia Besar Yang Tidak Pernah Kita Bayangkan Sebelumnya
  1. Satu riwayat Sahih dinyatakan: “HajarAswad dan Makam Ibrahim berasal dari batu-batu ruby surga yang kalaulah tidak karena sentuhan dosa-dosa manusia akan dapat menyinari antara timur dan barat. Setiap orang sakit yang memegangnya akan sembuh dari sakitnya”
  2. Dulunya batu Hajar Aswad itu putih bersih, tetapi akibat dicium oleh setiap orang yang datang menziarahi Ka’bah, ia menjadi hitam seperti terdapat sekarang. Wallahu a’alam.
  3. “‘Barangsiapa menunaikan ibadah haji, dan ia tak berbuat rafats dan fasik, maka ia kembali (suci dan bersih) seperti anak manusia yang baru lahir dari perut ibunya.” (Muttafaqun alaihi).
  4. Mencium hajar aswad pada saat Haji Di Baitullah tidak dapat diwakilkan, Ia menjadi penyedot Dosa tanpa kita sadari, alangkah beruntungnya orang yang bisa menyentuh, mengusap dan memegangnya.Mohon jangan salah mengartikannya makna menghapus dosa disini yaitu jika kalian mengalami pengalaman spiritual/petunjuk oleh Allah SWT saat melakukan ibadah haji, Sama halnya dengan makna dengan air wudlu yang menghapus dosa,. Maknailah kata-kata kiasan dari hadist dan ayat-ayat Al-Quran dengan hati bukan dengan mata.
Hadis Siti Aisyah RA mengatakan bahwa Rasul SAW bersabda:
“Nikmatilah (peganglah) Hajar Aswad ini sebelum diangkat (dari bumi). Ia berasal dari surga dan setiap sesuatu yang keluar dari surga akan kembali ke surga sebelum kiamat”.

Jika Tidak Bisa Menyentuh Dan Mencium Hajar Aswad

Menyentuh dan Mencium hajar aswad termasuk sunnah dalam manasik haji dan umrah. Sunnah hanya dilakukan ini ketika thawaf dan selesai shalat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim*) saja. Selain itu tidak disunnahkan. Disunnahkan sesuai dengan riwayat.
عَنْ عَابِسِ بْنِ رَبِيعَةَ قَالَ رَأَيْتُ عُمَرَ يُقَبِّلُ الْحَجَرَ وَيَقُولُ إِنِّى لأُقَبِّلُكَ وَأَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَلَوْلاَ أَنِّى رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُقَبِّلُكَ لَمْ أُقَبِّلْكَ
“Dari ‘Abis bin Rabi’ah, ia berkata, “Aku pernah melihat Umar bin Al Khattab mencium Hajar Aswad. Kemudian Umar berkata, “Sungguh aku telah menciummu, dan aku tahu pasti bahwa engkau hanyalah sekedar batu. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, maka tentu aku tidak akan menciummu” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Akan tetapi ketika musim haji dengan banyaknya orang maka bisa dipastikan sangat sulit bisa menyentuh atau menciumnya. Yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai seorang muslim berdesak-desakan dan menyakiti muslim yang lain dengan mendorong atau menarik hanya untuk menyentuh Hajar Aswad. Karena hukum menyentuh Hajar Aswad adalah sunnah sedangkan tidak menganggu seorang muslim adalah kewajiban. Menyakiti seorang muslim ada larangannya. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَاناً وَإِثْماً مُّبِيناً
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka Sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” (QS. Al Ahzab 58).
Berikut adalah 4 alternatif cara menyentuh dan mencium Hajar Aswad serta bagaimana jika tidak bisa menyentuhnya. Syaikh DR. Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani hafizhahullah berkata, “Berkaitan dengan Hajar Aswad ada 4 sunnah yang ada contohnya dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu:
  1. menyentuh Hajar Aswad dengan tangannya kemudian mencium dan bertakbir, ini adalah cara yang paling sempurna
  2. jika tidak memungkinkan, maka ia menyentuh dengan tangannya dan mencium tangannya
  3. jika tidak memungkinkan, maka ia menyentuh dengan tongkat atau semacamnya, kemudian mencium bagian yang tersentuh tersebut
  4. jika tidak memungkinkan, ia berisyarat dengan tangannya dan bertakbir akan tetapi ia TIDAK mencium tangannya.
(Al-Hajj wal Umrah wal Ziyarah, hal. 73)

Akhir kata, Kita semua tahu jika Hajar Aswad hanyalah batu yang tidak memberikan mudorat atau manfaat, begitu juga dengan Ka’bah, ia hanyalah bangunan yang terbuat dari batu. Akan tetapi apa yang kita lakukan dalam prosesi ibadah haji tersebut lebih baik kita niatkan sekedar mengikuti ajaran dan sunnah Nabi SAW.
Umar bin Khatabpun juga pernah mengatakan “Aku tahu bahwa kau hanyalah batu, kalaulah bukan karena aku melihat kekasihku Nabi SAW menciummu dan menyentuhmu, maka aku tidak akan menyentuhmu atau menciummu”

Jadi apa yang dikerjakan berjuta juta umat islam, scientis muslim, dan orang -orang yang pandai bukanlah menyembah Batu seperti yang banyak dituduhkan kaum yang picik sekali akalnya. Karena ada rahasia besar dibalik setiap perilaku Nabi Muhammad saw dan sebab tentu saja apa yang dilakukan oleh beliau pastilah berasal dari Allah, sebagaimana yang terdapat dalam firmanNya : 

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (QS. An-Najm : 53 ) “


Hukum Wanita Mencium Hajar Aswad Ketika Berdesak-Desakan

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Sebagian orang yang thawaf mendorong istrinya untuk mencium Hajar Aswad. Manakah yang utama, mencium Hajar Aswad ataukah menjauhi berdesak-desakan dengan laki-laki ?

Jawaban
Jika penanya melihat hal yang aneh tersebut maka saya melihat sesuatu yang lebih aneh lagi. Saya melihat orang yang berdiri sebelum salam dari shalat wajib karena ingin berjalan cepat untuk mencium Hajar Aswad. Maka batallah shalat wajib yang merupakan salah satu rukun Islam hanya karena ingin melakukan sesuatu yang tidak wajib dan juga tidak disyari’atkan kecuali jika dilakukan bersama thawaf. Demikian itu adalah karena kebodohan manusia yang sangat disayangkan ! Sebab mencium Hajar Aswad tidak sunnah kecuali dengan thawaf. Saya tidak mengetahui dalil yang mejelaskan bahwa mencium Hajar Aswad disunnahkan tanpa melakukan thawaf. Saya tidak tahu dan berharap kepada orang yang mempunyai ilmu yang berbeda dengan apa yang saya ketahui untuk menyampaikan kepada saya tentang itu, semoga Allah membalas kebaikan kepadanya. Sebab mencium Hajar Aswad adalah salah satu dari beberapa yang disunnahkan dalam thawaf. Kemudian di sunnahkan mencium Hajar Aswad adalah bila tidak mendatangkan mudharat bagi orang yang thawaf atau orang lain. Jika dalam mencium Hajar Aswad ada unsur bahaya bagi orang yang thawaf atau kepada lainnya maka kita pindah kepada tingkat kedua yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita, yaitu agar seseorang mengusap Hajar Aswad dengan tangan lalu mencium tangannya.

Jika tingkatan ini juga tidak mungkin dilakukan melainkan mengganggu orang lain atau sulit, maka kita pindah pada tingkatan ketiga yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita, yaitu dengan melambaikan tangan kepadanya dengan satu tangan, bukan dua tangan, yaitu dengan tangan kanan seraya mengisyaratkan kepadanya dan tidak mencium tangan setelah mengisyaratkan. Demikian itulah sunnah Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Jika dalam mencium Hajar Aswad sangat menyusahkan sebagaimana disebutkan penanya, di mana seseorang harus mendorong istrinya, sedangkan istrinya itu sedang hamil atau berusia lanjut atau wanita yang tidak kuat. Maka semua itu termasuk kemungkaran yang harus ditinggalkan karena mendatangkan mudharat kepada wanita dan berdesak-desakan dengan laki-laki. Semua itu berkisar antara haram atau makruh. Maka seharusnya seseorang tidak melakukan demikian itu selama ada keleluasaan dengan melakukan cara lain. Maka permudahlan untuk dirimu, karena Allah tidak mempererat kepada hamba-hamba-Nya.

THAWAF DI LANTAI ATAS MASJIDIL HARAM

Oleh
Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Ifta

Pertanyaan
Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Ifta ditanya : Saya menunaikan haji pada tahun 1400H. Dan ketika saya kembali pada hari kedua dari hari thasyriq setelah matahari condong ke barat saya langsung thawaf wada’, kemudian saya pergi itu dari perkemahan yang terletak di akhir Mina ke tempat melontar adalah dengan jalan kaki. Maka ketika kami sampai di Masjidil Haram, kami dapatkan masjid telah penuh sesak dengan manusia dan orang-orang yang thawaf sampai ke serambi masjid, dan waktu itu adalah dzuhur sedangkan kami dalam keadaan letih karena berjalan, maka kawan saya berkata, mari kita thawaf di lantai atas untuk menghindari berdesak-desakan dan terik matahari. Setelah thawaf kami pulang. Maka ketika kami pergi haji pada tahun ini saya bertanya kepada sebagian Syaikh di Idarat al-Buhuts al-Ilmiyah wal Ifta wa Da’wah wal Irsyad (Lembaga Kajian Ilmiah, Fatwa, Da’wah dan Bimbingan) di Mina, maka diantara mereka mengatakan, bahwa karena padatnya manusia dalam thawaf di bawah teras maka tidak mengapa bila mereka thawaf di lantai atas. Tapi di antara mereka ada yang mengatakan tidak boleh karena tingkat atas lebih tinggi dari Ka’bah. Bagaimana penjelasan dalam hal ini ?

Jawaban
Jika kondisinya sebagaimana disebutkan, maka tiada dosa atas kamu, dan thawaf kamu shahih.

NIAT THAWAF ORANG YANG MEMBAWA DAN DIGENDONG

Oleh
Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Ifta

Pertanyaan
Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Ifta ditanya : Jika orang yang sa’i atau thawaf membawa anak kecil atau membawa orang sakit, apakah sa’i atau thawaf cukup bagi masing-masing orang yang membawa dan orang yang dibawa, ataukah tidak ?

Jawaban
Cukup mewakili keduanya dengan niat orang yang membawa dan orang yang dibawa yang telah berakal, menurut salah satu dari dua pendapat ulama.

[Disalin dari buku Fatwa-Fatwa Haji dan Umrah oleh Ulama-Ulama Saudi Arabia, Penyusun Muhammad bin Abdul Aziz Al-Musnad, terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi’i, hal. 148-153, Penerjemah H.Asmuni Solihan Zamaksyari Lc]



Sumber: https://almanhaj.or.id/1302-hukum-wanita-mencium-hajar-aswad-ketika-berdesak-desakan-thawaf-di-lantai-atas-masjidil-haram.html


Allaaahu Akbar, Tiada Ilah lagi Yang Berhak DiSembah Selain Allah dan Saya (Penulis) Bersaksi bahwa Muhammad Saw adalah Utusan Allah. Muhammad hanyalah seorang Rosul, Sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rosul.

Mulai Detik Ini mari kita mencoba berperilaku sebagaimana Nabi Muhammad, mencontohnya dalam segala tindak tanduk, makan, minum, berpakaian, hingga tidurnya, sekalipun kita tidak mengerti rahasia besar di sebaliknya





MENJAWAB  FITNAH 
"MENGAPA UMAT MUSLIM MENYEMBAH KA'BAH DAN HAJAR ASWAD ?"

http://www.al-islam.org/ziyarat/maps/kaaba.gif

Ka’bah adalah sebuah rumah ibadah, bukan sesembahan apalagi Tuhan. Shalat menghadap ka’bah tidak sama dengan menyembah ka’bah...



Di dalam Al-Quran Al-Karim, secara tegas Allah SWT menetapkan bahwa ka’bah adalah rumah yang pertama didirikan di muka bumi untuk menyembah Allah SWT disitu. Kemudian manusia di seluruh dunia bila hendak menyembah Allah SWT dengan cara sholat diwajibkan menghadapkan diri mereka ke arah ka’bah itu.

Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (QS. Ali Imran : 96)

Dan dari mana saja kamu , maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. (QS. Al-Baqarah : 150)

Sejarah ka’bah
Sejarah ka’bah adalah sejarah sebelum peradaban manusia ini diciptakan Allah SWT dan sebelum mereka turun ke bumi. Adalah para malaikat yang diperintahkan Allah SWT untuk turun ke bumi dan mendirikan ka’bah lalu mereka diperintahkan untuk bertawaf di sekelilingnya.



Hingga datang masa penciptaan Nabi Adam dan singkat cerita beliau diturunkan ke bumi di wilayah yang sekarang bernama India. Selanjutnya beliau berjalan mencari istrinya Hawwa dan ternyata di sekitar rumah Allah inilah beliau bertemu dan kemudian tinggal lalu beranak pinak. Rumah Allah (ka’bah) ini menjadi tempat untuk beribadah kepada-Nya sepanjang masa, baik masa Nabi Nuh, Ibrahim atau nabi-nabi lainnya.
Arab Jahiliyah Pun Tidak Menyembah Ka’bah, Kabah pun pernah diterjang banjir semenjak zaman nabi dan rasulnya,  Mungkin ada hikmah yang ingin disampaikan Allah SWT

http://nativepakistan.com/wp-content/uploads/Photos-of-Mecca-Makkah-%E2%80%93-Extremely-old-and-rare-photo-of-Kaaba-Mecca-%E2%80%93-Photos-pictures-images-of-Mecca.jpg

Sejak zaman Nabi Adam as manusia tahu bahwa ka’bah bukanlah berhala yang disembah. Bahkan hingga masa kehidupan bangsa Quraisy yang terkenal sebagai penyembah berhala dan telah meletakkan tidak kurang dari 360 berhala di seputar ka’bah, mereka pun tidak terpikir untuk menyembah ka’bah.

Bahkan orang arab di masa itu sering membuat tuhan dari makanan seperti roti, kurma dan apapun yang menurut khayal mereka bisa dianggap menjadi tuhan. Tapi tidak dengan ka’bah, karena dalam keyakinan mereka ka’bah memang bukan tuhan atau berhala.

Mereka hanya melakukan ibadah dan tawaf di sekelilingnya. Ka’bah bagi para penyembah berhala itu bukanlah berhala yang disembah, ka’bah bagi mereka adalah rumah Allah SWT untuk melaksanakan ibadah.
Bukti Lain
Hal itu bisa menjadi lebih jelas ketika raja Abrahah dari Habasyah menyerbu ka’bah dengan tentara bergajah.

Orang-orang Quraisy saat itu tidak merasa takut ka’bah mereka akan hilang, karena dalam diri mereka ada keyakinan bahwa ka’bah itu bukan tuhan, tapi ka’bah adalah rumah Allah, tentu saja Sang Pemilik yang akan menjaganya. Abdul Muttalib justru sibuk mengurus kambing-kambing miliknya yang dirampas sang raja. Sedangkan masalah ka’bah, beliau yakin sekali pasti ada Yang Menjaganya.

http://farm5.staticflickr.com/4028/4334232482_8246dab388_z.jpg?zz=1




Di dalam Al-Quran Al-Karim, peristiwa itu diabadikan dalam sebuah surat pendek :  
Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah ? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?, dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan . 
 (QS. Al-Fiil : 1-5)


Apakah yang dimaksud dengan Kiblat? Secara literal kiblat dalam bahasa Arab adalah pemusatan perhatian. Awalnya, sebelum ada kiblat, umat Islam awal shalat menghadap ke mana saja. Jadi, di satu tempat yang sama, bisa ada yang menghadap ke timur, barat, atau arah lain sesuka mereka. Kemudian, ditetapkanlah kiblat mengarah ke Masjidil Aqsha di Yerusalem. Menurut hadits shahih yang diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah Muhammad SAW mengerjakan shalat berkiblat ke Al-Quds selama sekitar 16 atau 17 bulan semasa berada di Madinah. Dalam sejarah Islam, arah kiblat memang pernah diubah. Setelah semula mengarah ke Masjdil Aqsha (Al-Quds), kemudian turun firman ALLAH SWT untuk mengubah arah kiblat

seperti diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 144:
Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan palingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Maka palingkanlah wajahmu kearah Masjidil Haram.

Sejak saat itu, hingga kini, kiblat shalat umat Islam berubah ke Ka’bah, Hal ini dipercaya sama dengan kiblat yang telah pernah ditetapkan untuk Nabi Adam a.s. dan Nabi Ibrahim a.s.

Begitu kaum Yahudi di Madinah mengetahui bahwa Kiblat kaum Muslim telah berubah ke arah Masjidil Haram dan tidak lagi ke Masjidil Aqsa, mereka bukan saja berolok-olok dan menertawakan, melainkan juga terperanjat dengan perubahan itu. Ini karena selama ini mereka dapat menerima keberadaan umat Muslim sehubungan dengan kesamaan Kiblat dengan mereka. Kini dengan terpisahkannya Kiblat kaum Muslim dengan kaum Yahudi berarti pula bahwa orang-orang Muslim adalah sebuah umat tersendiri dan terpisahkan dari mereka orang-orang Yahudi. Maka sejak saat itu mereka memperkeras sikap pertentangan terhadap umat Islam dan memperlakukan umat Islam sebagai musuh.

Lebih jauh lagi, perubahan Kiblat ini mempertegas penjelasan bahwa Al-Aqsa maupun Masjidil-Haram bukanlah sebentuk berhala (benda yang disembah), dan tujuan sebenarnya dari menghadap ke arah Kiblat adalah melaksanakan perintah Allah SWT. Bisa saja diperintahkan-Nya kita menghadap ke Masjidil-Haram ataupun Masjidil-Aqsa. Kewajiban kita adalah mematuhi perintah-Nya dengan segenap akal dan sepenuh hati. Manfaat lain dari pengalihan Kiblat adalah untuk memisahkan antara orang-orang munafik dengan Muslim yang sejati. Perhatikanlah Firman Allah SWT didalam Surat Al-Baqarah Ayat 143,

… Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot.


Perlu diingat bahwa adakalanya Sunnah dibatalkan oleh Al-Qur’an, dan jika tidak dibatalkan maka keabsahannya setara dengan Al-Qur’an. Misalnya, Semula arah Kiblat tidak disebutkan didalam Al-Qur’an, maka umat Muslim mengikuti Sunnah. Kemudian perubahan Kiblat ditegaskan didalam Al-Qur’an, namun ditekankan pula bahwa shalat yang telah dikerjakan menurut sunnah tidaklah sirna (nilainya).

Meski begitu, tidak pernah ada sebuah perintah yang menegaskan keharusan presisi secara geografis untuk menghadap kiblat ke Ka’bah di Mekkah. Karena jumhur ulama pun sepakat dalam keadaan tidak tahu arah kiblat atau melakukan shalat di perjalanan dalam arti di atas kendaraan yang bergerak, menghadap ke mana pun tidak masalah. Maka, hemat saya tidak menjadi persoalan besar apabila ada masjid -apalagi masjid kuno- yang meleset 1-2 derajat dalam menentukan arah kiblatnya. Bukankah ada tertulis firman ALLAH SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 115:

Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, kemanapun kamu menghadap disitulah Wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.





Apa isi didalam Ka'bah Mekkah ?

Dahulu pada masa Nabi Ibrahim hinggan nabi-nabi lainnya disana banyak sekali penyembah berhala, patung api, penyembah matahari. Namum semenjak ke khalifan benda-benda tersebut sudah tidak ada lagi disana pada masa Nabi Muhammad SAW


Bangunan Ka'bah mempunyai tingginya sekitar 15 meter, panjang sisi sebelah utara 9.92 meter, sisi sebelah barat 12.15 meter, sisi sebelah selatan 25.10 meter, dan sisi sebelah timur 11.88 meter.

 

Pintu Ka'bah di sisi sebelah timur dengan tinggi sekitar 2 meter dari tanah, terbuat dari emas murni dan bertuliskan ayat-ayat Alquran. Pada masa pemerintahan Khalid ibn ‘Abd Al Aziz, pintu ini dibuat dari bahan emas.
Sebelumnya, yaitu semenjak kekhalifahan Sultan Sulaiman Al Qanuni (959 H), pintu Ka'bah dibuat dari lempengan perak berlapiskan emas, terutama daun pintu dan gemboknya.

Kakbah yang juga dinamakan Bayt al `Atiq (Arab:بيت العتيق, Rumah Tua) adalah bangunan yang dipugar pada masa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail setelah Nabi Ismail berada di Mekkah atas perintah Allah SWT. Dalam Al-Qur'an, surah 14:37 tersirat bahwa situs suci Kakbah telah ada sewaktu Nabi Ibrahim menempatkan Hajar dan bayi Ismail di lokasi tersebut.

Pada masa Nabi Muhammad SAW berusia 30 tahun (sekitar 600 M dan belum diangkat menjadi Rasul pada saat itu), bangunan ini direnovasi kembali akibat banjir bandang yang melanda kota Mekkah pada saat itu. Sempat terjadi perselisihan antar kepala suku atau kabilah ketika hendak meletakkan kembali batu Hajar Aswad pada salah satu sudut Kakbah, namun berkat penyelesaian Muhammad SAW perselisihan itu berhasil diselesaikan tanpa pertumpahan darah dan tanpa ada pihak yang dirugikan.

Pada saat menjelang Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi sampai kepindahannya ke kota Madinah, bangunan Kabah yang semula rumah ibadah agama monotheisme (Tauhid) ajaran Nabi Ibrahim telah berubah menjadi kuil pemujaan bangsa Arab yang di dalamnya diletakkan sekitar 360 berhala/patung yang merupakan perwujudan tuhan-tuhan politheisme bangsa Arab ketika masa kegelapan pemikiran (jahilliyah) padahal sebagaimana ajaran Nabi Ibrahim yang merupakan nenek moyang bangsa Arab dan bangsa Yahudi serta ajaran Nabi Musa terhadap kaum Yahudi, Allah SWT Sang Maha Pencipta tidak boleh dipersekutukan dan disembah bersamaan dengan benda atau makhluk apapun juga dan tidak memiliki perantara untuk menyembahNya serta tunggal tidak ada yang menyerupaiNya dan tidak beranak dan tidak diperanakkan (Surah Al-Ikhlas dalam Al-Qur'an).

Kabah akhirnya dibersihkan dari patung-patung agama politheisme ketika Nabi Muhammad membebaskan kota Mekkah tanpa pertumpahan darah dan dikembalikan sebagai rumah ibadah agama Tauhid (Islam).
Selanjutnya bangunan ini diurus dan dipelihara oleh Bani Sya'ibah sebagai pemegang kunci kakbah dan administrasi serta pelayanan haji diatur oleh pemerintahan baik pemerintahan khalifah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, Dinasti Ummayyah, Dinasti Abbasiyyah, Dinasti Usmaniyah Turki, sampai saat ini yakni pemerintah kerajaan Arab Saudi yang bertindak sebagai pelayan dua kota suci, Mekkah dan Madinah.

Di Mekkah, ada sebuah keluarga yang menyandang kemuliaan yang tidak terkalahkan oleh kemuliaan manapun. Keluarga ini adalah keluarga Asy Syaibi yang mereka adalah keturunan dari Bani Syaibah dan Bani Thalhah. Allah telah mengkhususkan keluarga ini untuk membawa dan memegang kunci Ka'bah al-Musyarrafah ini hingga Hari Kiamat. Rasulullah Saw, bersabda kepada mereka Bani Thalhah : 


 " Ambillah kunci tersebut wahai Bani Thalhah dengan amanah Allah, dan berbuatlah didalamnya dengan baik, kekal selamanya, turun temurun, tidak ada yang merebutnya dari kalian kecuali orang zhalim ".

Syeikh Abdul Azizi Alu Syaibah yang merupakan As-Sadin (juru kunci) Ka'bah adalah satu-satunya orang yang membawa kunci Ka'bah. Beliau yang bertanggung jawab penuh terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan Ka'bah ; membuka, menutup, mengidzinkan masuk atau tidak mengidzinkannya. Beliau juga yang mengurusi penggantian Kiswahnya, memandikannya, serta memberinya wewangian. 
Dan Bani Syaibah ini adalah juru kunci Baitul Haram hingga Hari Kiamat, sesuai dengan perintah Allah Swt dan wasiat rasulullah Saw.

Dahulu, kakek kelima Rasulullah Qushai Bin Kilab ketika memimpin Ka'bah, ia memiliki putra sulung yang sangat disayangi yang bernama 'Abduddar, ia seorang yang miskin. Maka Qushai Bin Kilab mengkhususkannya dengan perkara-perkara yang mulia untuk menjadi juru kunci Ka'bah. Setelah kematian 'Abduddar, tugas juru kunci berpindah kepada putranya yaitu Utsman, kemudian Abdul Uzza bin Utsman, kemudian kepada Abu Thalhah Abdullah bin Abdul Uzza.

Tatkala terjadi penaklukan kota Mekkah, Rasulullah Saw membuka Ka'bah, lalu memasukinya dan mengambil kunci Ka'bah dari Utsman bin Thalhah. Akan tetapi Allah Swt, berfirman :

" Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya ". (QS. An Nisa' 4 : 58 )

Setelah turun ayat ini, Rasulullah Saw memanggil Utsman bin Thalhah, kemudian memberikan kunci tersebut kepadanya.  Rasulullah Saw pun bersabda kepadanya dan kepada putra pamannya, Syaibah bin Utsman bin Abi Thalhah, " Ambillah kunci tersebut wahai bani Thalhah dengan amanah Allah, dan berbuatlah didalamnya dengan baik, kekal selamanya, turun temurun, tidak merebutnya dari kalian kecuali orang zhalim ".

siapa sih bani syaibah itu ?
Bani Syaibah (bahasa Arab: Banī Shaybah ﺑﻨﻲ ﺷﻴﺒﻪ ) adalah suku Arab yang beragama Islam yang memegang
dan memelihara kunci pintu emas Kaabah. Ahli suku ini akan diminta untuk menemani pelawat yang akan
masuk ke dalam Kaabah khususnya ketika aktiviti pembersihan bahagian dalam dan atap Kaabah. Salah
seorang dari suku ini juga akan membuka dan mengikuti lawatan ke dalam Kaabah bagi para jemaah VIP dan Raja-raja.

Sejarah
Asalnya tugas menjaga kunci Ka'bah dianugerahkan kepada Tasm, salah satu suku kabilah Aad yang ada
sebelum kaum Arab Quraisy. Lalu tugas ini diberikan kepada Khuzaah, kemudian kepada Qusai bin Kilab, lalu diberikan kepada anak lelakinya Abd-al-Dar bin Qusai, yang terus memeliharanya hinggalah akhirnya
diserahkan kepada anak lelakinya ustman.

Pemeliharaan kunci Ka'bah berterusan turun-temurun hingga akhirnya kepada Syaibah bin Hashim (Abdul
Muttalib).Pemeliharaan kunci berterusan turun temurun dari Syaibah hinggalah kepada keturunannya yang ada pada hari ini.
Dipercayai perpindahan penjagaan kunci Ka'bah dari Bani Hashim kepada Bani Syaibah adalah suatu bentuk peralihan kuasa yang ditentukan oleh Allah SWT. Apabila Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah peralihan kuasa penjagaan kunci Ka'bah dan penguasaan Makkah adalah dibawah Bani Syaibah.
 
Namun ketika orang Islam kembali ke Makkah pada tahun ke-7 Hijrah dalam peristiwa Pembukaan Kota Mekah ( fath makkah ), Nabi Muhammad telah memerintahkan Sayyidina Ali bin Abi Talib untuk mengambil kunci pintu Ka'bah daripada Bani Syaibah.
 
Sayyidina Ali pun pergi menemui Bani Syaibah dan mengambil kunci tersebut. Bani Syaibah menyerahkan kunci Ka'bah tersebut kepada Sayyidina Ali tetapi terjadi suatu peristiwa ,ketika pintu Ka'bah hendak dibuka, kunci itu tidak berfungsi untuk membuka pintu Ka'bah.
 
Lantas, Malaikat Jibril a.s telah menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad dari Allah berupa ayat Al-
Quran dengan tujuan teguran Allah kepada Nabi Muhammad, Firman Allah dalam Surah An-Nisaa' ayat 58
bermaksud:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya”
Lantaran itu Nabi Muhammad menyerahkan kembali kunci Ka'bah itu kepada Bani Syaibah, walaupun ketika itu Bani Syaibah belum Islam lagi. Atas pemberian kunci itu kembali kepada mereka, Bani Syaibah mengganggap Muhammad tentu seorang Nabi. 
 Mereka beranggapan jika Muhammad bukan Nabi pasti dia seorang yang gila kuasa karena memegang kunci ini adalah satu penghormatan turun temurun. Namun hanya seorang yang berfikiran rasional dan jujur serta ikhlas saja yang akan mengembalikan kunci Ka'bah itu kepada yg lebih berhak menjaganya.
Atas dasar kejujuran dan keikhlasan ini membuatkan ketua Bani Syaibah terbuka hatinya memeluk Islam kemudian semua pengikutnya memeluk Islam sehingga hari ini. 
Atas perintah Allah, Nabi Muhammad , Rasulullah, telah menganugerahkan wasiat penjagaan kunci Kaabah
kepada Bani Syaibah pada tahun dimana kisah Pembukaan Kota Mekah ( fath makkah ) terjadi. 
Baginda bersabda, "Ambillah (kunci Kaabah ini), Wahai Bani Talhah, hinggalah tibanya Hari Kiamat, dan ia tidak akan diambil dari kamu sehinggalah (berlakunya) ketidak adilan dan penindasan"


Pada awalnya bangunan Kakbah terdiri atas dua pintu serta letak pintu Kakbah terletak di atas tanah, tidak seperti sekarang yang pintunya terletak agak tinggi. Pada saat Muhammad SAW berusia 30 tahun dan belum diangkat menjadi rasul, dilakukan renovasi pada Kakbah akibat bencana banjir.

Pada saat itu terjadi kekurangan biaya, maka bangunan Kakbah dibuat hanya satu pintu. Adapula bagiannya yang tidak dimasukkan ke dalam bangunan Kakbah, yang dinamakan Hijir Ismail, yang diberi tanda setengah lingkaran pada salah satu sisi Kakbah. Saat itu pintunya dibuat tinggi letaknya agar hanya pemuka suku Quraisy yang bisa memasukinya, karena suku Quraisy merupakan suku atau kabilah yang dimuliakan oleh bangsa Arab saat itu.

Nabi Muhammad SAW pernah mengurungkan niatnya untuk merenovasi kembali Kakbah karena kaumnya baru saja masuk Islam, sebagaiman tertulis dalam sebuah hadits perkataannya: "Andaikata kaumku bukan baru saja meninggalkan kekafiran, akan aku turunkan pintu Kakbah dan dibuat dua pintunya serta dimasukkan Hijir Ismail ke dalam Kakbah", sebagaimana pondasi yang dibangun oleh Nabi Ibrahim.

Ketika masa Abdullah bin Zubair memerintah daerah Hijaz, bangunan itu dibangun kembali menurut perkataan Nabi Muhammad SAW, yaitu diatas pondasi Nabi Ibrahim. Namun ketika terjadi peperangan dengan Abdul Malik bin Marwan penguasa daerah Syam (Suriah, Yordania dan Lebanon sekarang) dan Palestina, terjadi kebakaran pada Kakbah akibat tembakan peluru pelontar (onager) yang dimiliki pasukan Syam. Abdul Malik bin Marwan yang kemudian menjadi khalifah, melakukan renovasi kembali Kakbah berdasarkan bangunan di masa Nabi Muhammad SAW dan bukan berdasarkan pondasi Nabi Ibrahim. Kakbah dalam sejarah selanjutnya beberapa kali mengalami kerusakan sebagai akibat dari peperangan dan karena umur bangunan.

Ketika masa pemerintahan khalifah Harun Al Rasyid pada masa kekhalifahan Abbasiyyah, khalifah berencana untuk merenovasi kembali kakbah sesuai pondasi Nabi Ibrahim dan yang diinginkan Nabi Muhammad SAW. namun segera dicegah oleh salah seorang ulama terkemuka yakni Imam Malik karena dikhawatirkan nanti bangunan suci itu dijadikan ajang bongkar pasang para penguasa sesudah beliau. Sehingga bangunan Kakbah tetap sesuai masa renovasi khalifah Abdul Malik bin Marwan sampai sekarang.

Sebagaimana yang diperlihatkan dokumenter Kerajaan Arab Saudi, isi dalam Ka'bah hanya berupa ruangan kosong. Bahagian dalam Ka'bah terdapat tiga pilar dari kayu gaharu terbaik. Panjang satu pilar sekitar seperempat meter atau setengah meter berwarna campuran antara merah dan kuning. Ketiga pilar ini berjejer lurus dari utara ke selatan






Hikmah dibalik penetapan Kiblat



Adakah hikmah dibalik penetapan Kiblat?
Sebagaimana kita ketahui, ibadah puasa dan dzikrullah (mengingat Allah SWT) adalah ibadah individu. Adapun Shalat dan Haji adalah ibadah yang dikerjakan secara berjama’ah (bersama-sama). Dalam penetapan Kiblat terkandung makna penegasan dan pengajaran tata-cara dan tata-krama (etika) suatu dinamika kelompok. Prinsip terpenting untuk mencapai kesatuan dan kesetia-kawanan (solidaritas) kelompok adalah dengan penyatuan arah pandangan yang menafikkan pengelompokan atas dasar kebangsaan, rasialisme, kesukuan, asal wilayah, bahasa, maupun asal negara.

Allah SWT memilih Kiblat sebagai jalan-keluar untuk mencapai Kesatuan dan Solidaritas Umat karena, pilihan selain Kiblat, alih-alih mempersatukan, justru mengkotak-kotakkan Umat. Agama Islam adalah agama semua Nabi. Maka, satu-satunya penegasan bahwa semua Nabi hanya mengajarkan satu ajaran (yakni, Tauhid) adalah dengan penetapan sebuah ‘Titik-Arah’ Peribadatan.

Kiblat yang tunggal untuk semua orang di seluruh penjuru dunia melambangkan kesatuan dan keseragaman diantara mereka. Lebih dari itu, perintah ini sangat sederhana dan mudah dikerjakan, baik oleh lelaki ataupun perempuan, berpendidikan tinggi ataupun rendah, orang kampung ataupun orang kota, kaya ataupun miskin, semuanya menghadap ke titik yang sama. Hal ini menunjukkan betapa sederhananya dan betapa indahnya Al-Islam.

Perlu dicatat dalam ingatan bahwa, jika keputusan ini diserahkan kepada umat niscaya terjadilah ketidak-sepakatan yang sangat tajam. Namun, dengan Rahmat Allah SWT diputuskan-Nya hal ini sekali saja untuk ditaati oleh semua insan, sebagai pemersatu dan penyeragaman Umat Islam. Maka dari itu, ketika Adam AS sampai ke bumi, pondasi Baitullah (Ka’bah) telah diletakkan oleh para malaikat. Kiblat untuk Nabi Adam AS dan keturunannya adalah Ka’bah yang bentuknya masih sangat sederhana ini. Allah SWT berfirman didalam Surat Ali ‘Imran ayat 96:
Sesungguhnya, rumah yang pertama kali dibangun untuk (tempat ibadah) manusia, adalah Baitullah di Bakkah (Makkah) yang diberkati dan menjadi petunjuk bagi semesta alam.



Mengapa Hajarul Aswad itu dicium cium ?
Kisah ini diperoleh dari seorang dzuriat Rasul lewat sebuah karya tulisnya berjudul \” Malaikat Djibril\”
Sayapun memperoleh buku ini seperti tidak lewat sebuah kebetulan saja. Karena ketika itu saya sebelum memperoleh buku ini 3 kali berturut-turut di arahkan kesebuah nama yaitu Djibril AS.

Berikut penjelasannya:
Dahulu Kala pada Zaman Azali ketika Adampun belumlah diciptakan ada mahluk Allah yang paling dekat kedudukannya disisi Allah. Mahluk ini dari golongan malaikat. Bahkan setaraf Djibril Mikail dan Israfil selaku Malaikat Utama (kalau orang Nasrani menyebutnya Archangel) kedudukannya masih dibawahnya.

Ketika itu dia bertanya kepada Allah selaku penciptanya, siapakah mahluk yang paling disayangi oleh Allah. \” Ya Allah, bukankah aku mahluk yang paling dekat dan engkau sayangi di semesta ini?\” tetapi Allah menjawab Tidak. Allah mengatakan bahwa masih ada seorang hambanya yang paling dekat dan disayangi oleh Allah di alam semesta ini. Dan mahluk ini berasal dari jenis manusia.

Ketika Adam diciptakan malaikat ini, memohon kepada Allah agar dia bisa selalu dekat dengan hamba-Nya yang paling disayangi agar mendapat kemuliaan yang sama dengannya. Maka Allahpun mengabulkannya dengan mengubahnya menjadi sebuah mutiara berwarna putih bersih. Ketika Adam terusir dari syurga, Adam diberikan sebuah mutiara yang tidak lain adalah malaikat itu. Allah meminta kepada Adam untuk meletakannya disebuah bangunan yang akan digunakan untuk beribadah kepada Allah. Dan Adam beserta keturunannya diminta untuk mencium mutiara ini, yang sampai hari ini masih dilakukan oleh ummat Islam. Dan bangunan itu adalah ka\’bah sedang mutiara putih bersih itu adalah Hajarul Aswad (batu hitam) yang telah berubah warnanya menjadi hitam legam akibat dosa-dosa manusia yang menciumnya. Akan tetapi semua itu tidak mampu menutupi wangi semerbak mahluk Allah yang istimewa ini.


HAJAR ASWAD BUKAN BATU METEORIT

Encyclopedia Americana menulis : “…Sekiranya orang2 Islam berhenti melaksanakan thawaf ataupun shalat di muka bumi ini, niscaya akan terhentilah perputaran bumi kita ini, karena rotasi dari super konduktor yg berpusat di Hajar Aswad, tidak lagi memancarkan gelombang elektromagnetik.
Menurut hasil penelitian dari 15 Universitas : menunjukkan Hajar Aswad adalah batu meteor yg mempunyai kadar logam yg sangat tinggi, yaitu 23.000 kali dari baja yg ada.

Bagi umat muslim khusus nya, hal ini sangat menggembirakan seraya bagi pembaca nya pastilah akan mengucap kalimat “Subhanallah, Allahuakbar, Masyaallah” tidak ada salah nya memang ketika kita menemukan sesuatu yang “amazing” dan membuat diri kita merasa heran akan kebesaranNya. Namun sekarang pertanyaan nya, benarkah pemberitaan itu bahwa hajar aswad terbuat dari batu meteor?

Hajar Aswad merupakan batu suci yang terletak pada pojok timur sebuah bangunan berbentuk kubus dengan ukuran tinggi 13,10m, sisi 11,03m kali 12,62m atau yang kita kenal sebagai ka’bah. Hajar Aswad diriwayatkan sebagai batu yang berasal dari luar bumi dimana umat muslim meyakini nya hajar aswad merupakan batu yang berasal dari surga. Disisi lain dalam sebuah katalog meteorit yang disusun oleh geolog Prior-Hey (1953) hajar aswad dikategorikan sebagai sebuah meteorit yang memiliki jenis aerolit/siderolit. Meteorit yang memiliki jenis aerolit/siderolit memiliki kandungan kaya akan besi dan silikat.

Merujuk pada sebuah riwayat yang mengatakan bahwa Hajar Aswad dapat terapung di dalam air, hal ini seolah mendobrak pernyataan yang tertulis pada katalog meteorit yang di buat oleh geolog Prior-Hey (1953) dimana meteorit jenis siderolit memiliki ciri lain yang senantiasa tenggelam jika di masukkan kedalam air mengingat massa jenis nya antara 5 hingga 7 gram/cc. Oleh karena itu hajar aswad kemudian dianggap sebagai sisa material yang berasal dari produk tumbukan atau disebut sebagai impaktit yakni padatan rapuh berongga-rongga yang menyerupai batu apung.

Di daratan saudi arabia, produk hasil tumbukan atau yang lebih akrab disebut dengan impakti dapat dijumpai dilokasi kawah meteor Wabar sekitar 550km sebelah tenggara kota Riyadh. Namun pendapat ini akhirnya terbantahkan dengan sendirinya mengingat kawah Wabar yang ditemukan pada tahun 1932 ternyata terbentuk pada 9 januari 1704 melalui jatuh nya sebuah meteor yang cukup besar berukuran 10 meter yang sangat kaya dengan besi. Mengingat tumbukan meteor yang terjadi pada tahun 1704 atau dengan kata lain tumbukan terjadi lebih dari 3.500 setelah renovasi Ka’bah oleh Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS sehingga mustahil Hajar Aswad berasal dari proses tumbukan ini.

Mencari hubungan antara Hajar Aswad dengan meteorit salah satunya bisa dilakukan dengan mencari dan memetakan kawah tumbukan meteor di sekujur Jazirah Arabia dan Nubia (Mesir-Sudan). Asumsinya, jika Hajar Aswad adalah meteorit, maka ia tiba di muka Bumi lewat proses tumbukan benda langit nan khas sehingga masih menyisakan bongkah-bongkah meteoritnya tanpa sempat lebur menjadi butir-butir mikrometeorit akibat tingginya tekanan dan besarnya energi tumbukan.

Hingga tahun 2011 di kawasan tersebut telah dijumpai 13 kawah/sisa kawah mirip kawah meteor, namun hanya 3 diantaranya yang bisa dipastikan dibentuk oleh tumbukan meteor karena menyisakan meteorit/menampakkan jejak mineral/batuan kunci, yakni kawah Wabar (Saudi Arabia), Jebel Waq as-Suwwan (Yordania) dan Kamil (Mesir). Dari ketiganya hanya kawah Wabar dan Kamil yang berpotensi menyisakan bongkah meteorit besar karena meteornya berupa meteor besi (siderit), titik tumbukan di padang pasir (sehingga tekanannya lebih rendah karena redamannya lebih besar) dan berusia sangat muda secara geologis karena terjadi di era Holosen (kurang dari 10.000 tahun terakhir).

Dengan berbagai teknik pertanggalan radioaktif diketahui kawah Wabar terbentuk +/- 300 tahun silam, sementara kawah Kamil +/- 5.000 tahun silam. Di sisi lain renovasi Ka’bah era Nabi Ibrahim AS terjadi sekitar 4.000 tahun silam, sehingga pembangunan Ka’bah di era Nabi Adam AS mungkin terjadi sekitar 8.000-9.000 tahun silam mengingat antara kedua nabi tersebut hidup sejumlah nabi dan rosul lainnya yang masing-masing berusia amat panjang (misalnya Nabi Nuh AS, yang berusia 1.000 tahun). Maka secara temporal (waktu) waktu amat sulit guna mengaitkan meteorit kedua kawah itu dengan Hajar Aswad, mengingat Hajar Aswad telah ada terlebih dahulu dibanding kedua kawah.

Hajar Aswad pernah diasumsikan sebagai batuan beku hasil aktivitas gunung berapi. Gunung berapi secara umum menghasilkan batuan beku asam (kaya silika/SiO2) serta batuan beku basa (kaya oksida logam-logam kalium, natrium, magnesium dan kalsium). Batuan beku asam secara umum berwarna terang/cerah, berkebalikan dengan batuan beku basa yang gelap. Salah satu bakuan beku asam itu memiliki ciri khas mampu terapung di air, yakni batu apung (pumice) yang 90 % bagiannya adalah pori-pori sehingga bermassa jenis lebih kecil dari 1 gram/cc. Banyak batuapung yang memiliki warna putih. Kekhasan ini cukup menarik mengingat Hajar Aswad diriwayatkan juga berwarna putih dan dapat terapung di air.

Batuapung umumnya terbentuk dalam letusan eksplosif dahsyat dengan skala letusan setara/lebih dari 5 VEI, yang salah satu ciri khasnya menghasilkan kaldera. Gunung-gunung berapi yang mampu membentuk batuapung umumnya adalah gunung berapi andesitik (gunung berapi bermagma asam), yakni yang terletak di dekat zona subduksi lempeng tektonik. Gunung-gunung berapi demikian banyak dijumpai di Indonesia, sehingga tak heran bila batuapung muncul dalam letusan Krakatau 1883 maupun Tambora 1815.

Jazirah Arabia bagian barat juga merupakan wilayah yang aktif secara vulkanik. Tetapi vulkanisme di sini tidak membentuk gunung berapi andesitik, melainkan basaltik (gunung berapi bermagma basa). Musababnya sumber magma di sini bukanlah subduksi antar lempeng melainkan titik panas (hotspot) di tengah-tengah lempeng. Salah satu jalur vulkanik Arabia membentang dari kota Mekkah ke utara melintasi kota Madinah dan berujung di daratan Nufud (panjang +/- 600 km), yang menumbuhkan dua gunung api raksasa: Harrat Rahat dan Harrat Khaybar. Selain menghasilkan batuan beku basa yang gelap, magma basaltik yang dimuntahkan gunung-gunung berapi Arabia pun cukup encer sehingga tidak terbentuk gunung berbentuk kerucut tinggi seperti di Indonesia, melainkan berbentuk amat lebar dengan puncak-puncak kerucut yang jauh lebih rendah.

Dengan demikian, apakah Hajar Aswad analog dengan batuapung? Dalam konteks geologi Jazirah Arabia, amat sulit untuk menghubungkannya. Mengingat vulkanisme Arabia lebih dominan menghasilkan batuan beku basa dan tidak dijumpai jejak-jejak letusan eksplosif. memang ada kaldera di Jabal Salma (Nufud), namun kaldera ini terbentuk sekitar 580 juta tahun silam dan terlalu tua untuk bisa menghasilkan batuapung.
Jadi, jika Hajar Aswad amat sulit dikaitkan dengan batu meteorit dan juga batu vulkanik, lantas batu ini analog dengan apa? Wallahua’lam.

Dikutip dari M Ma’rufin Sudibyo
1. Sudibyo. 2012. Ensiklopedia Fenomena Alam dalam al-Qur’an, Menguak Rahasia Ayat-Ayat Kauniyah. Surakarta: Tinta Medina, dalam Bab 5: Gunung Berapi
2. Kellogg. 1985. The Salma Caldera Complex, Northeastern Arabian Shield, Kingdom of Saudi Arabia. USGS Open File Report 85-370.
(Chabou. 2011. Abstract, Arab Impact Cratering and Astrogeology Connference II, Morocco)
(Sudibyo. 2012. Sang Nabi pun Berputar, Arah Kiblat dan Tata Cara Pengukurannya. Surakarta: Tinta Medina, dalam Bab 1: Ka’bah)




Niat Jelek Orientalis Plus Keawaman Umat Islam
Jadi hanya kalangan orientalis barat yang bodoh dan kurang bacaan saja yang dengan pandirnya menafsirkan bahwa orang arab jahiliyah/umat islam menyembah ka’bah. Sungguh sebuah analisa yang menelanjangi kedangkalan ilmu mereka dan justru menjelaskan bagaimana ketelatan-berpikir mereka atas kajian yang mereka tulis. Apalagi bila sampai kepada kesimpulan bahwa orang Islam menyembah ka’bah dan Hajar Aswad

Sesungguhnya umat Islam berdiri di mihrab menghadap Ka’bah, baik mihrab itu terbuat dari batu, tanah liat, kayu ataupun yang lainnya.  Begitu juga Ka’bah,seandainya terbuat dari tanah liat, kayu atau emas, umat Islam tetap menghormatinya karena enghormatan Allah untuknya.

Umat Islam menghormati Al-Hajar Al-Aswad juga karena penghormatan Allah untuknya. Sebagaimana yang pernah dikatakan noleh Umar bin Al-Khatab ketika mencium Al-Hajar Al-Aswad,

”Demi Allah, sesungguhnya aku tahu bahwa kamu itu hanya sebuah batu yang tidak dapat mendatangkan manfaat dan mudharat. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah menciummu niscaya aku tidak akan menciummu.”


Orang bertamupun harus mengucapkan salam terlebih dahulu..
Seorang anak yg akan pergi ke sekolahpun jika ia menghargai kedua orangtuanya pun ada baiknya berpamitan dan mencium kedua tangan orangtuanya..
jangan jadikan mencium hazar aswad / memegang ka'bah tersebut sebagai sebuah kemusyrikan..
karena hanya pada Allah Azza Wa Jalla lah seorang hamba dapat meminta rezeki dan juga meminta ampunannya dari segala dosa yang telah diperbuat di bumi ini..

TUJUAN UMAT ISLAM/MUSLIM MELAKSANAKAN IBADAH HAJI

Tujuan Allah memerintahkan umat islam untuk melaksanakan ibadah Haji bagi yang mepunyai kemampuan. Salah satu ayat dalam Surat Al-Hajj {17:28-29} 

" Gunanaya mereka berkunjung, ialah supaya mereka : menyaksikan berbagai-bagai manfaat manfaat untuk mereka, dan menyebut nama Allah dalam beberapa hari yang telah ditentukan."Lalu hendaklah mereka : membersihkan kotoran-kotoran yang melekat dibadannya, menyempurnakan nazar-nazarnya dan melakukan tawaf disekeliling rumah tua itu." 

IBADAH HAJI ITU BUKAN UNTUK MENGEJAR SEBUAH GELAR DUNIAWI,
Jadi maksudnya pada ibadah haji itu disamping merupakan wajib bagi yang mampu namun banyak pelajaran yang didapat pada saat melaksanakan rukun haji tersebut, seperti apa yang ada dalam hati manusia seperti, sombong,takabur,serta perbuatannya yang tidak diridhoi Allah.

Dan banyak juga yang keliru penafsirannya karena banyak yang beranggapan kalau naik haji apabila mohon ampun di Baitullah, maka hapus semua dosa-dosa sebelumnya kembali seperti layaknya seorang bayi tanpa dosa." pendapat demikian adalah salah besar karena tidak semua bisa mendapatkan hal tersebut." kalau semua bisa demikian itu namanya tidak adil.' karena enak orang yang kaya bisa tiap tahun naik haji dan dosa-dosa langsung hapus?
jadi hapus dosa hanya untuk orang kaya? Hanya bagi yang memiliki uang? dan bisa pergi kesana berkali-kali?
Dan pergi kesana itu bukan hanya Foto-foto, tamasya/piknik..
melainkan hanya untuk ber Ibadah dan menjalankan perintah ALLAH SWT..
Mungkin kalau saya analogikan, ketika kita berada disana adalah sedikit gambaran kita semua bangsa jin dan manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar

Bedanya, penampilan kita akan didasrkan pada amal-amalan kia\ta selama hidup di dunia
Bukan agar dicap sebagai orang kaya, dicap shaleh/sholihah oleh orang lain..
CIRI SESEORANG HAJI/HAJJAH MABRUR ADALAH PERILAKU/AKHLAK/IBADAHYA DI MASYRAKAT SEKITAR YANG KONSISTEN SETELAH IA  BERKUNJUNG KE SANA


Yang benar adalah demikian apabila sebelum naik haji sudah menjalankan syariat ajaran sesuai Al-Qur'an  sudah dikerjakan dengan benar seperti mengeluarkan Infak,Sedekah, zakat dan selalu berbuat amal kebajikan dan menghindari perbuatan maksiat serta menjauhkan larangan-laranganNya. Kemudian untuk menyempurnakannya maka  berangkatlah naik haji dan kalau tadinya dosa-dosa sebelumnya ibarat daunnya sudah jarang-jarang maka pada saat di Wisuda untuk mendapat gelar Haji maka rontoklah daun-daun dosa tersebut. Inilah baru dinamakan dosa-dosanya dihapus semua kembali seperti bayi tanpa dosa.

Demikianlah kalau kita belum mampu bertingkah laku serta berperilaku sebagai orang-orang yang beriman atau mendekati orang -orang yang Takwa sebaiknya ada rasa malu terhadap diri sendiri menggunakan atribut gelar atau titel Haji dan peci /sorban yang putih yang kita gunakan sebagai lambang kesucian hati


Sebelum berangkat haji atau berada di kota suci Mekkah/Madinah pasti orang yang telah diberikan petunjuk oleh ALLAH SWT akan ditunjukkan dan dirasakan langsung bagi yang sedang melaksanakan haji. Namun yang merasakan adalah masing-masing pribadi dan ada yang tidak mau menceritakan yang dirasakannya karena malu membuka aibnya sendiri.

Inilah pelajaran sebetulnya yang perlu diambil yaitu untuk memperbaiki diri setelah kembali dari melaksanakan haji agar bisa merobah dan memperbaiki semua perbuatan-perbuatan yang pernah kita kerjakan sebelum naik haji." Dan tujuannya agar semua sesuai dengan apa yang diridhoi Allah yaitu melaksankan suruhanNya dan menjauhkan laranganNya."

Perhatikanlah uang yang kalian peroleh untuk melaksanakan ibadah haji/umroh..
dari manakah ia berasal ? apakah didapatkan dengan cara yang halal atau didapa dengan cara yang haram ?


Silahkan berbagi jika Anda memiliki pengalaman spiritual/peristiwa balasan dari Allah SWT pada saat dan setelah  melaksanakan ibadah haji/umroh, dengan meninggalkan komentar...
Agar memberikan pelajaran bagi umat manusia lainnya :)


Mendapatkan Pahala Seperti Pahala Haji dan Umrah


Ada satu ibadah yang bila melakukannya maka kita akan mendapat pahala seperti pahala haji dan umrah lho...
Tapi kita tetap wajib berhaji jika mampu.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ »
...
“Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah, kemudian dia duduk – dalam riwayat lain: dia menetap di mesjid[1] – untuk berzikir kepada Allah sampai matahari terbit, kemudian dia shalat dua rakaat, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala haji dan umrah, sempurna sempurna sempurna“[2].

Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan duduk menetap di tempat shalat, setelah shalat shubuh berjamaah, untuk berzikir kepada Allah sampai matahari terbit, kemudian melakukan shalat dua rakaat[3].

Faidah-faidah penting yang terkandung dalam hadits ini:

* Shalat dua rakaat ini diistilahkan oleh para ulama[4] dengan shalat isyraq (terbitnya matahari), yang waktunya di awal waktu shalat dhuha[5].

* Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “… sampai matahari terbit“, artinya: sampai matahari terbit dan agak naik setinggi satu tombak[6], yaitu sekitar 12-15 menit setelah matahari terbit[7], karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang shalat ketika matahari terbit, terbenam dan ketika lurus di tengah-tengah langit[8].

* Keutamaan dalam hadits ini lebih dikuatkan dengan perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri, dari Jabir bin Samurah radhiyallahu anhu: bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika selesai melakukan shalat shubuh, beliau duduk (berzikir) di tempat beliau shalat sampai matahari terbit dan meninggi”[9].

* Keutamaan dalam hadits ini adalah bagi orang yang berzikir kepada Allah di mesjid tempat dia shalat sampai matahari terbit, dan tidak berbicara atau melakukan hal-hal yang tidak termasuk zikir, kecuali kalau wudhunya batal, maka dia boleh keluar mesjid untuk berwudhu dan segera kembali ke mesjid[10].

* Maksud “berzikir kepada Allah” dalam hadits ini adalah umum, termasuk membaca al-Qur’an, membaca zikir di waktu pagi, maupun zikir-zikir lain yang disyariatkan.

* Pengulangan kata “sempurna” dalam hadits ini adalah sebagai penguat dan penegas, dan bukan berarti mendapat tiga kali pahala haji dan umrah[11].

* Makna “mendapatkan (pahala) seperti pahala haji dan umrah” adalah hanya dalam pahala dan balasan, dan bukan berarti orang yang telah melakukannya tidak wajib lagi untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah jika dia mampu.

JADI SEBENARNYA IBADAH KEPADA ALLAH SWT ITU MURAH..
TIDZK PERLU YANG JAUH-JAUH TERLEBIH DAHULU..
CUKUPLAH YANG DEKAT-DEKAT TERLEBIH DAHULU
SEPERTI RUTIN SHALAT BERJAMAA'AH DI MASJID SAAT SHUBUH, RAJIN INFAQ/BERSEDEKAH..
ADA YANG BILANG BAHWA IBADAH HAJI MAHAL & MENGUNTUNGKAN ARAB SAUDI..
SEBENERANYA MURAH KALAU KALIAN MAMPU BERJALAN KAKI KESANA, TANPA HARUS BIAYA INI ITU
CUKUP BAWA PASPOR + UANG SECUKUPNYA KOK..

Kenapa Islam Identik Dengan Kekerasan?


Hal ini tidak diajarkan dalam Islam, karena melakukan kejahatan sedikitpun akan ada balasannya kelak
di alam kubur dan akhirat. Hal ini diciptakan dengan menebar fitnah,berbagai media yang tidak menyukai Islam agar terjadi kebencian antara sesama manusia sehingga menciptakan Islamphobia dan memojokan, menghancurkan umat Islam.


(Lempar Jumrah)

1. melempar jumrah menunjukkan secara simbolik perlawanan dan permusuhan kita kepada setan.
2 Allah Subhanahu wata’ala berfirman (“Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu, maka aggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.”) Qs. Fathir/35:6.
3 Ketika kita melempar tiang-tiang dalam jumrah, sesungguhnya terkandung di dalamnya kemarahan dan penghinaan kita kepada setan.

DOA Nabi Ibrahim a.s

Doa ini baik sekali dibaca setelah selesainya membangun rumah, mesjid, pesantren, madrasah dan pembangunan yang lain.

Dikisahkan dalam Al-Quran bahwa Nabi Ibrahim a.s. membaca doa ini setelah selesai membangun Baitul Haram (Kabah). Yang pada waktu itu ditimpa banjir besar (zaman umat Nabi Nuh as), kemudian Nabi Ibrahim dibantu puteranya Ismail as membangun kembali ka'bah tersebut.
Setelah selesai mereka berdua mengangkat tangan seraya berdoa dengan lafazh doa dibawah ini.
 وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seseorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensuci kan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.


umat muslim tidak sujud/menyembah kabah
apalagi Menyembah batu hajar aswad..
itu hanya rangkaian ibadah sunnah
karena kami diperintahkan untuk menghadapkan pandangan kami ke arah baitullah
karena Tanah Suci steril dari hal-hal syirik/musyrik, beribadah/menyembah patung, leluhur/nenek moyang manusia, hewan, roh dan sebagainya..

Pasti ada banyak hikmah dibalik semua hal tersebut
dan hanya Allah SWT yg maha ilmu atas segala hal tersebut..



masih malas beribadah, tidak pernah sujud ?
Orang jahat, maupun orang yg tidak percaya pada Allah saja semuanya diberikan rezeki /ilmu,
nikmat bernafas, dan nikmat lainnya...
Tau bahwa siksa neraka itu BISA RIBUAN/KEKALAN TAHUN didalamnya
Tapi tidak berusaha mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya di dunia ini untuk beramal kepada Allah dan berbuat baik/bermanfaat kepada manusia lainnya..

Kadang sebagian manusia juga lupa ada hidup setelah mati yg harus dijalani..
Lebih sibuk/khawatir dengan urusan di dunia (Harta, berbangga bangga, )
yg sebenarnya semuanya itu akan kita tinggalkan

Beribadah seadanya/sekedarnya tanpa ada keinginan menambah ilmu
serta memperbaiki juga menambah ilmu dan ibadah lainnya sesuai Al-Quran dan Sunnah

padahal sistem tubuh kita ini akan "shuting down" pada waktunya masing-masing ..
Masuk alam kubur..

Menunggu dengan disiksa dikubur atau menunggu dengan tenang
sebelum hari kebangkitan tiba
Tujuan kita didunia ini adalah beramal, beribadah, menjaga ciptaan-Nya & bermanfaat bagi mahluk Allah lainnya serta agar rekening pahala kita cukup untuk "kembali" kelak..

LALU APA YANG MEMBUAT KITA SOMBONG ENGGAN BERSYUKUR, BERIMAN & SUJUD PADA ALLAH SWT ?


Silahkan share..
semoga kalian mendapatkan keberkahan pahala dengan membagikan artikel ini.. :)

Mohon maaf apabila ada kesalahan..
saya hanya manusia biasa..
semoga bisa membuka pintu hati yang masih keras tidak mau menerima kebenaran.
dan belum terbuka untuk mau menjalankan perintah-Nya..


Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman -- walaupun kamu sangat menginginkannya.
(Q.S. Yusuf Ayat 103)

"Wahai Muhammad, kamu tidak menginginkan balasan apapun dari umatmu dan apa yang kamu sampaikan kepada mereka adalah nasehat dan peringatan. Kamu telah berusaha untuk mengimankan mereka. Namun ketahuilah bahwa sebagian besar manusia tidak mau beriman dan menerima kebanaran. Janganlah kamu mengira bahwa mereka tidak beriman karena tidak mengetahui kebenaran. Berapa banyak dari mereka yang mengetahui kebenaran tetapi tidak mau menerimanya dan bahkan berusaha sekuat tenaga untuk menentang ajaranmu."

Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:
1.Para nabi sangat tulus dalam menyampaikan hidayah kepada umat manusia, meskipun mereka mendapat perlakuan buruk, cemoohan, hujatan dan olok-olok dari sebagian umatnya.

2.Jika manusia tidak beriman (Mengakui hanya ALLAH SWT Tuhan semesta Alam & Nabi Muhhamad SAW utusan terakhirnya untuk diikuti petunjuk dari-Nya jika ingin selamat setelah tubuh kita mati), maka hal itu bukan kesalahan para nabi/rosul, maupun umatNYA. Namun itu adalah terletak pada ikhiyar (hak pilih) manusia itu sendiri sebelum malaikat maut menjemputnya. Hidup adalah pilihan, Takdir adalah hasil dari pilihan-pilihan hidup seseorang yg telah dipilih.

Konsekuensi pilihan tersebut akan dipertanggung jawabkan setelah ajal kita datang, apakah selama hidup ia pernah mendengar ajaran Islam?, Nabi Muhammad utusan terakhir-Nya?,   Kemudian bagaimana ia menyikapinya.
Di akhirat tidak berguna menyesal, karena saat nyawa masih ada di badan, maka selama itulah kita diberi petunjuk juga pilihan..

“Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan". (Thaahaa:125-126).

3. Jika sebagai seorang muslim menganggap semua agama mengajarkan kebaikan, silahkan kembali belajar ilmu Tauhid. Maknai lagi syahadat yang diucapkan setiap kali shalat.
Apakah Tuhan di alam semesta ini banyak/punya keluarga? setiap agama punya Tuhan masing-masing?
Orang cerdas pasti tahu pemilik alam semesta ini hanya 1 Tuhan.
Tidak berwujud, menyerupai sesuatu seperti mahluk/roh/hewan/benda/matahari/bulan/bintang

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، حَتَّى يُعْرِبَ عَنْهُ لِسَانُهُ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
Setiap anak yang Lahir dilahirkan di atas fitrah hingga ia fasih (berbicara), maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Baihaqi dan ath-Thabarani dalam al-Mu’jamul Kabir.Al-Imam Muslim meriwayatkan dengan lafadz:

كُلُّ إِنْسَانٍ تَلِدُهُ أُمُّهُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

Setiap manusia dilahirkan ibunya di atas fitrah. Kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”Adapun al-Imam al-Bukhari meriwayatkan dengan lafadz:كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى

الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ، كَمَثَلِ الْبَهِيْمَةِ تَنْتِجُ الْبَهِيْمَةَ، هَلْ تَرَى فِيْهَا مِنْ جَدْعَاءَ؟

Setiap anak dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Sebagaimana permisalan hewan yang dilahirkan oleh hewan, apakah kalian melihat pada anaknya ada yang terpotong telinganya? (Anaknya lahir dalam keadaan telinganya tidak cacat, namun pemiliknya lah yang kemudian memotong telinganya, -pen.).”

Makna hadits di atas adalah manusia difitrahkan (memiliki sifat pembawaan sejak lahir) dengan kuat di atas Islam. Akan tetapi, tentu harus ada pembelajaran Islam dengan perbuatan/tindakan. Siapa yang Allah takdirkan termasuk golongan orang-orang yang berbahagia, niscaya Allah  akan menyiapkan untuknya orang yang akan mengajarinya jalan petunjuk sehingga jadilah dia dipersiapkan untuk berbuat (kebaikan).

Sebaliknya, siapa yang Allah ingin mengujinya, Allah  menjadikan sebab yang akan mengubahnya dari fitrahnya dan membengkokkan kelurusannya. Hal ini sebagaimana keterangan yang ada dalam hadits tentang pengaruh yang dilakukan kedua orang tua terhadap anaknya yang menjadikan si anak beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi.Kedua,dalam Shahihain dari Abdullah ibnu Mas’ud z, ia berkata:

حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ n وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ قَالَ: إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فيِ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَمْ سَعِيْدٌ، فَوَاللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ، حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْنَارِ، حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلهَا
Rasulullah n telah menceritakan kepada kami, dan beliau adalah orang yang benar lagi dibenarkan. Beliau bersabda, “Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari sebagai setetes mani/nuthfah. Kemudian nuthfah tadi menjadi segumpal darah selama 40 hari, kemudian menjadi segumpal daging selama 40 hari. Lalu diutuslah malaikat kepada janin tersebut dan diitiupkanlah ruh kepadanya. Malaikat lalu diperintah untuk menulis empat perkara: ditulis rezeki si janin, ajalnya, amalnya, dan apakah ia orang yang sengsara ataukah orang yang berbahagia.

Maka demi Allah yang tidak ada sesembahan yang patut disembah selain-Nya, sungguh salah seorang dari kalian melakukan amalan ahlul jannah hingga tidaklah antara dia dan surga melainkan tinggal sehasta, namun catatannya telah mendahuluinya (bahwa dia bukanlah ahlul jannah) lalu ia berbuat dengan perbuatan ahlul nar/neraka maka ia pun masuk neraka. Ada pula salah seorang dari kalian melakukan perbuatan ahlul nar hingga tidaklah jarak dia dengan neraka kecuali tinggal sehasta namun catatannya telah mendahuluinya (bahwa dia bukanlah ahlun nar tapi ahlul jannah) maka pada akhirnya ia beramal dengan amalannya ahlul jannah lalu ia pun masuk jannah.”

Kesengsaraan dan kebahagiaan yang telah dicatat tersebut adalah penulisan azali (sejak dahulu, sebelum makhluk diciptakan) dengan tinjauan ilmu Allah l yang azali (yakni Allah l sudah mengetahui dan menetapkan bahwa si hamba termasuk orang yang bahagia dengan beroleh surga atau termasuk orang yang celaka dengan masuk neraka, jauh sebelum si hamba diciptakan bahkan sebelum semua makhluk diciptakan, -pen.) dan akhir amalan seorang hamba sesuai dengan ilmu Allah l yang azali (sengsarakah dia ataukah bahagia?)Ketiga, melihat pertanyaan yang ada (seolah-olah menganggap kedua hadits di atas bertentangan), dengan merenungkan makna hadits yang pertama dan kedua akan jelas keduanya tidak bertentangan.

Hal ini karena manusia terfitrah dengan kuat di atas kebaikan. Jika dalam ilmu Allah, ia termasuk golongan orang-orang yang berbahagia dan kebahagiaan inilah yang ditetapkan pada akhir hidupnya, Allah l akan menyiapkan orang yang akan menunjukinya kepada jalan kebaikan. Namun, jika dalam ilmu Allah l ia termasuk golongan orang-orang yang celaka, Allah akan menggiring untuknya orang-orang yang akan memalingkannya dari jalan kebaikan dan menyertainya pada jalan kejelekan, mendorongnya di atas kejelekan dan terus-menerus mendampinginya hingga ditutup umurnya dengan penutup yang jelek.


Selama hidup di dunia sebelum dicabut nyawanya ia pun akan diberikan pilihan hidup akan menerima kebenaran atau tidak..
Maka celakalah orang-orang yang memilih jalan bengkok saat malaikat maut sudah menjemputnya..
Mati dalam keadaan tidak mengakui Allah Azza Wa Jalla adalah hanya SATU TUHAN yang wajib diimani, dan tempat meminta..

Semoga kamu yang sejak kecil terlahir Islam juga mendapat hidayah..
Mengaku Islam namun perilaku tidak mencerminkan seorang muslim, malah kebanyakan memprihatinkan..
& ibadah kamu hanya sekedarnya saja..
Tidak mau mempelajari Ilmu Islam lebih dalam..
Mengamalkan/Menerapkan Al-Quran & Hadist dalam kehidupan sehari-hari..
Tidak boleh menghina agama lain, lebih baik kami cerminkan kepribadian muslim yang baik, dan keluarkan doa mu dalam hati semoga ia diberikan hidayah..
Bayangkan jika kamu bukan terlahir sebagai seseorang yang mengenal islam...

Pasti kamu akan merasakan hal yg sama, mengenal islam identik dengan kekerasan, terorris, dan lainnya..

Padahal seseorang yg memperburuk umat muslim SENDIRI, tidak mencontoh akhlak dari Rosul dan para sahabat bagaimana menyampaikan sebuah kebenaran dan bersosialisasi dengan mereka...



Berikut adalah beberapa pesan dari Sayyidina Umar ra,
Jangan sampai kalian tertipu oleh puasa dan sholat seseorang. Tetapi perhatikan kejujuran, amanah dan waranya
Nilai seseorang dilihat dari agamanya. Dasarnya adalah akal dan wibawanya terletak pada akhlak
Jangan pernah tertipu oleh teriakan seseorang (dakwah bersuara / bernada keras). Tapi akuilah orang yang menyampaikan amanah dan tidak menyakiti orang lain dengan tangan dan lidahnya

Yang paling aku khawatirkan dari kalian adalah bangga terhadap pendapatnya sendiri. Ketahuilah orang yang mengakui sebagai orang cerdas sebenarnya adalah orang yang sangat bodoh. Orang yang mengatakan bahwa dirinya pasti masuk surga, dia akan masuk neraka
Orang yang tidak memiliki tiga perkara berikut, berarti imannya belum bermanfaat. Tiga perkara tersebut adalah santun ketika mengingatkan orang lain; wara yang menjauhkannya dari hal-hal yang haram / terlarang; dan akhlak mulia dalam bermasyarkat (bergaul)“. 


Jaga lisan dan perilaku kalian di dunia maya / nyata..
Mungkin pengetahuan terbatas itulah yg mereka tahu tentang islam & Tuhan mereka.. 

Jika mereka ingin tahu, sampaikanlah dengan baik..


Jika sudah disampaikan kebenaran dengan baik kepadanya mengenai bahwa ia telah salah meminta, berdoa, menyembah Tuhannya ..
tapi ia tetap tidak mau menerima kebernaran, keras hati, sombong..

Tugas para Nabi, Rasul dan umatnya hanya menyampaikan..
Manusia diberi pilihan waktu mau menerima atau tidak kebenaran tersebut
sebelum malaikat maut mencabut nyawanya

Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?
Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.

Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".

Mereka tidak menunggu-nunggu kecuali (kejadian-kejadian) yang sama dengan kejadian-kejadian (yang menimpa) orang-orang yang telah terdahulu sebelum mereka. Katakanlah: "Maka tunggulah, sesungguhnya akupun termasuk orang-orang yang menunggu bersama kamu".

Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah menjadi kewajiban atas Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.
Katakanlah: "Hai manusia, jika kamu masih dalam keragu-raguan tentang agamaku, maka (ketahuilah) aku tidak menyembah yang kamu sembah selain Allah, tetapi aku menyembah Allah yang akan mematikan kamu dan aku telah diperintah supaya termasuk orang-orang yang beriman",
(Q.S Yunus Ayat 99-104)



Hati yang keras dan mati akan selalu menentang kebenaran..
namun manusia diberikan akal dan hati nurani untuk berfikir..
Semoga Allah Azza Wa Jalla mengizinkan membukanya sebelum tarikan nafas terakhir mereka di dunia..






Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli
yang tidak mengerti apa-apapun.
 

(QS. Al Anfaal ayat 22) 


Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu).
(QS. Al Anfaal ayat 23) 



wallahualam bissawab..

Hikmah Dari Pekerjaan Setiap Para Nabi & Rasul Yang Menggembala Kambing/Domba

Para nabi berprofesi sebagai penggembala kambing semenjak kecil, agar mereka menjadi penggembala manusia pada waktu mereka besar. Sebagaimana Musa dan Muhammad serta para nabi lainnya shalawatullahi ‘Alaihim wa Salamuh, pada awal kehidupan mereka telah berhasil menjadi penggembala kambing yang baik, agar mengambil pelajaran setelah keberhasilan mengendalikan binatang ternak menuju keberhasilan mengurus anak cucu Adam dalam mengajak, memperbaiki dan mendakwahi mereka.[1] Agar sang da’i bisa sukses dalam berdakwah, maka perlu memiliki pengetahuan tentang pentingnya kesinambungan dan praktik secara langsung.

~ Dalam pekerjaan mengembala kambing terdapat pelajaran membiasakan diri untuk sifat menyantuni dan mengayomi. Tatkala mereka bersabar dalam mengembala dan mengumpulkannya setelah terpencar di padang gembalaan, mereka mendapat pelajaran bagaimana memahami perbedaan tabiat umat, perbedaan kemampuan akal. Dengan perbedaan tersebut maka yang membangkang mesti ditindak tegas dan yang lemah mesti disantuni.

Hal ini memudahkan bagi yang memiliki pengalaman seperti itu untuk menerima beban dakwah dibandingkan yang memulai dari langsung dari awal. Itulah awal pembelajaran bagi para Nabi dengan cara menghadapi tabiat yang berbeda, ada yang lemah, ada yang pincang dan bermaksud mendaki gunung, ada yang tidak mampu untuk melintasi lembah. Dari situ, dia mempelajari bagaimana meraih keinginan yang beragam sebagai pengantar untuk mengenal manusia dengan tujuan dan maksud yang juga beragam. [2]

~ Para Nabi mengembala kambing semenjak mereka kecil dan mereka menyandarkan kehidupan mereka melalui usaha mereka, memberikan pesan tentang pentingnya seorang da’i menggantungkan dirinya kepada Allah dan tidak menggantungkan hidupnya pada belas kasian orang lain.

Jika seorang menyandarkan dirinya kepada orang lain, maka anak terjadi basa basi, sementara dakwah tidak mengenal basa basi, dan seorang da’i mesti menjauhkan dirinya dari pemberian dan sedekah orang lain. Manusia tidak akan menerima dakwah orang yang pernah suatu hari menerima sedekah dan belas kasihannya, kemudian hari yang lain, dia menasehatinya dan memperingatinya agar tidak terlena dengan dunia. Oleh karena itu, rezeki Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menjadi pembicaraan orang Quraisy, Rasulullah hidup di antara mereka dengan tidak meminta belas kasihan mereka, hal yang menyebabkan mereka setelah itu mengungkit jasa dan kebaikan mereka.


"(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia yang membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. " (An-Nisaa:165).

ISLAM SELALU DIIDENTIKAN DENGAN POLIGAMI ?

Kenapa pelaku poligami saat ini selalu wanitanya lebih muda dan cantik dari istri pertama ? Mau ga nikahin janda berumur ? yang sudah/lebih tua?, membantu kondisi ekonominya? membantu/membimbing akhlaknya? menafkahi lahir maupun batin dan adil?
Praktek poligami udah jauh melenceng dari arti sebenarnya. Lebih parah sekarang malah jadi tameng para pria bernafsu besar


Rasulullah memang banyak istri, tapi rata-rata janda yg suamix gugur dimedan perang dan umurx lebih tua dri beliau
.ini mau ikuti jejak rasul kok cari perawan atau yang lebih muda?


Syarat poligami
Itu mampu berbuat adil dari segi finalsial,hati, ilmu, akhlak, 

Dapat restu dri istri pertama dan dri ketiga belah pihak, pihak istri pertama, pihak suami dan pihak istri kedua,
Kecuali merebut suami orang itu tidak dibolehkan dalam Al-Quran


Menikah dalam Islam bukan hanya menyalurkan nafsu syahwat, tapi tanggung jawabnya dunia akhirat amat berat..
memberikan nafkah lahir & batin (materi secukupnya &  ilmu dunia, akhlak, namun ilmu agama harus lebih banyak ) dari sang ayah. Bukan hanya memenuhi kebutuhan syahwat/nafsu, dunia..

Maka nikahilah apa yang kamu senangi dari wanita-wanita, dua-dua, tiga-tiga, dan empat-empat. Jika kamu khawatir tidak berlaku adil, maka satu saja atau budak-budak yang kamu miliki(QS. an-Nisâ’ [4]: 3).

Bukan lantaran kaya, punya segalanya lalu ia bisa menikahi siapapun,, bukan..
Jika yang ia turuti hanya nafsu syahwat tentu itu datangnya dari bisikan Iblis..
TIDAK ADA NIKAH SIRI DALAM ISLAM

Kalau hanya menikah istri lebih dari satu bermodal uang saja dan semua kebutuhan terpenuhi
dan asal anak istri hidup, itu adalah pemikiran yg salah
karena menikah itu adalah tanggung jawab dunia akhirat
anak dan istriadalah titipan, bukan asal mereka hidup..
Tapi akhlak & ilmu apa yg dapat diberikan sang ayah agar menjadikan anak dan istrinya shaleh dan sholehah , membuat generasi yg mahir diberbagai bidang ilmu demi membantu kehidupan manusia..
Sebenarnya sangat panjang untuk dibahas disini mengenai bab menikah..


Nama-nama Istri Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, usia mereka dinikahi, usia Rasulullah menikahi, statusnya, kondisinya, serta alasan Rasulullah menikahinya.

1. Nama : Khadijah raStatus : 2 kali jandaUsia Dinikahi : 40 thnUsia Rasulullah : 25 thnKondisinya : Pengusaha, keturunan bangsawan, punya 4 anak dari pernikahan sebelumnya, memiliki 6 anak dari Rasulullah ...Alasan : Petunjuk Allah, karena dia adalah wanita pertama yang memeluk islam, dan mendukung dakwah Nabi sebagai pembuka awal jalan menyebanya Islam.
2. Nama : Aisyah raStatus : gadisUsia dinikahi : 11 tahun (tetapi tinggal serumah dengan Nabi setelah usia 19 tahun)Usia Rasulullah : 52 tahunKondisinya : Cantik, cerdas, putriAbu Bakar Ash-Shiddiq ra.Alasannya : Petunjuk Allah lewat mimpinya 3 malam berturut-turut bhw Rasulullah akan mengajarkan tentang masalah kewanitaan kepada Aisyah, agar disampaikan kepada umatnya kelak. Aisyah ra banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah yang disampaikan pada umat. Aisyah dikarunia kecerdasan untuk mengingat banyak hadist,
3. Nama : Saudah binti Zum’ah raStatus : jandaUsia dinikahi : 70 thnUsia Rasulullah : 52 thnKondisi : Wanita kulit hitam, janda dari sahabat nabi yang menjadi perisai Nabi saat perang. Memiliki 12 anak dari pernikahan dengan suami pertama.Alasannya : Menjaga keimanan Saudah ra dari teror & gangguan kaum musyrikin.
4. Nama : Zainab Binti jahsyi raStatus : JandaUsia dinikahi : 45 thnUsia Rasulullah : 56 thnKondisi : Mantan isteri Zaid bin Haritsah ra.Alasan : Perintah Allah bahwa pernikahan harus sekufu, Zainab adalah mantan istri anak angkatnya Rasulullah. Sekaligus mencontohkan bahwa anak angkat tidak bisa dijadikan anak kandung secara nasab (kebiasaan masyarakat saat itu). Maka istrinya tetap bukan mahrom untuk ayah angkatnya. Jadi boleh dinikahi.
5. Nama : Ummu Salamah raStatus : JandaUsia dinikahi : 62 thnUsia Rasulullah : 56 thnKondisi : Putri bibi Nabi, seorang janda yang pandai berpidato dan mengajar.Alasan : Perintah Allah untuk membantu dakwah Rasulullah.
6. Nama : Ummu Habibah raStatus : JandaUsia dinikahi : 47 thnUsia Rasulullah : 57 tahunKondisi : Mantan istri Ubaidillah bin Jahsyi, cerai karena suaminya pindah agama jadi nashrani ...Alasan : Untuk Menjaga Ummu Habibah dari pemurtadan kaum musrikin.
7. Nama : Juwairiyyah bin Al-harits raStatus : JandaUsia dinikahi : 65 thnUsia Rasulullah : 57 tahunKondisi : Tawanan perang yang dinikahi oleh Rasulullah, tidak memiliki sanak saudara, dan memiliki 17 anak dari pernikahan yang pertama.Alasan : Petunjuk Allah, memerdekakan budak, pembebasan dari tawanan perang dan menjaga ketauhidan.
8. Nama : Shafiyah binti Hayyi raStatus : 2 kali jandaUsia dinikahi : 53 thnUsia Rasulullah : 58 tahunKondisi : Wanita muslimah dari kalangan yahudi bani nadhir, memiliki 10 anak dari pernikahan sebelumnya.Alasan : Rasulullah menjaga keimanan shafiyyah dari boikot & teror orang yahudi.
9. Nama : Maimunah Binti al-harits raStatus : JandaUsia dinikahi : 63 thnUsia Rasulullah : 58 tahunKondisi : Mantan istri Abu Ruham bin Abdul UzzaAlasan : Istri Rasulullah dari kalangan yahudi bani kinanah. Menikah dengan Rasulullah adalah untuk menjaga dan mengembangkan dakwah Islam di kalangan bani nadhir ...
10. Nama : Zainab binti Khuzaimah raStatus : JandaUsia dinikahi : 50 thnUsia Rasulullah : 58 tahunKondisi : Seorang janda yang banyak memelihara anak yatim dan orang yang lemah di rumahnya. Mendapat gelar ibu para masakin.Alasan : Petunjuk Allah untuk bersama2 menyantuni anak yatim dan orang lemah.
11. Nama : Mariyah Al-Qibtiyah raStatus : GadisUsia dinikahi : 25 thnUsia Rasulullah : 59 tahunKondisi : Budak hadiah dari raja Muqauqis dari Mesir.Alasan : Menikahi untuk memerdekakannya dari perbudakan dan menjaga keimanan Mariyah ra.
12. Nama : Hafsah binti Umar raStatus : JandaUsia dinikahi : 35 thnUsia Rasulullah : 61 tahunKondisi : Putri sabahat Umar bin Khattab. Janda dari Khunais bin Huzafah yang meninggal karena perang uhud.Alasan : Petunjuk Allah swtHikmah : Hafsah adalah wanita pertama yang hafal al Qur’an. Dinikahi oleh Rasulullah saw agar bisa menjaga keotentikan Al Qur'an dan mengajarkan pada muslimah.
Semoga jadi pedoman & pengetahuan kita bahwa poligami Rasulullah krn petunjuk Allah & bukan karena nafsu

Istri Rasul semuanya janda dan dalam usia yang tua, dan tidak semuanya langsung dinikahi karena adarentang waktu. Jadi kalau mau mengikuti sunnah Rasul, silahkan nikahi janda-janda tua yang telah ditinggal mati suami atau anak-anaknya masih banyak sehingga bisa menafkashi mereka, adapun  jika ingin menikah lagi karena alasan tertentu sesuai yang di syariatkan entah karena penyakit dan hal-hal tertentu dan hal yang dibenarkan . Bukan karena hawa NAFSU
Perkawinan pertamanya dengan Khadijah dilakukan ketika dia berumur 25 tahun dan Khadijah berumur 40 tahun. Selama hampir 25 tahuh, Nabi SAW hanya beristrikan Khadijah, sampai Khadijah meninggal dunia diumur 65 tahun (semoga Allah memberkahinya) .

Hanya setelah Nabi SAW berumur lebih dair 50 tahun, barulah nabi SAW mulai menikah lagi. Dengan demikian jelaslah bahwa jika memang Nabi SAW hanya mencari kesenangan semata, tentulah tidak perlu beliau menunggu sampai berusia lebih dari 50 tahun, baru menikah lagi. Tapi Nabi Muhammad SAW tetap mencintai Khadijah selamaa 25 tahun, sampai Khadijah meninggal dunia di usia 65 tahun.

Perkawinannya selanjutnya mempunyai banyak motive. Beberapa perkawinan adalah dengan tujuan membantu wanita yang suaminya baru saja terbunuh didalam membela Islam. Yang lain adalah demi menambah dan mempererat hubungan dengan salah satu pendukung fanantik Islam, Abu Bakr (semoga Allah memberkahinya) .

Ada juga dalam upaya membangun hubungan yang baik dengan suku-suku lain yang semula berniat memerangi Islam. Sehingga ketika Nabi SAW mengawininya, maka perang pun terhindarkan dan darah pun tak jadi tumpah.

Setidaknya, ada Professor Non-Muslim yang berkesempatan mempelajari secara langsung mengenai sejarah dan kehidupan Nabi Muhammad SAW berkesimpulan yang berbeda dengan kesimpulan kaum non-muslim lainnya.

John L. Esposito, Professor Religion and Director of Center for International Studies at the College of the holly cross, mengatakan bahwa hampir keseluruhan perkawinan Nabi Muhammad SAW adalah mempunyai misi sosial dan politik (political and social motives) (Islam The straight Path, Oxford University Press, 1988).


Untuk Islam diidentikan dengan perang/kekerasan, buktinya lihat saja umat minoritas muslim selalu ditindas dengan kebijakan-kebijakan Pemerintah Non-Muslim, bahkan banyak yg dibantai..
Kalau kalian bilang saya hoax.. Silahkan baca literatur sejarah abad lalu..

Siapa yg sebenarnya sadis dan kejam membunuh dan hobi menjajah, hobi perang, membantai etnis, menjajah sebuah daerah/wilayah


Islam datang dengan penyebaran/dakwah yg baik & santun ke sebuah daerah di belahan bumi dahulu kala..

Namun sebagian tempat yg di datangi dengan kabar gembira kebanyakan menolak dan menentang dengan kekerasan, hingga memusuhi..
dan memilih lebih menyembah berhala, patung, lukisan, sesaji
dan juga kepercayaannya nenek moyang/roh, dan serupa lainnya

Tak sedikit para Nabi/rasul terdahulu dibunuh, diculik oleh mereka yg tak terima berhala Tuhan sembahan mereka disalahkan..
Silahkan baca sejarah bahwa Nabi-Nabi tersebut dimusuhi

Sehingga entah bagaimana ceritanya Islam oleh media-media atau konsirasi sebagian golongan didunia nyata diidentikan dengan seneng punya istri banyak,
hobi perang, pembunuhan,

Beda halnya dengan sebuah negara Mayoritas Muslim, dimana ia akan menegakkan toleransi dan mengizinkan setiap penduduknya menyikini apa yg ia percayai..

Sama seperti sejarah masa keemasan Islam dahulu, salah satu contohnya lihatlah Salahudin Al-Ayubi atau Al-Fatih..
Beda dengan Non-muslim yang menjajah/menindas , contohnya jangan jauh-jauh..
lihatlah Indonesia yang dulu daerah, rakyatnya dijajah, disiksa, ditindas oleh beberapa negara secara silih berganti..

Masa keemasan Islam dahulu hingga kini menjunjung tinggi apa yang diyakini setiap individunya..
Karena hidayah hanya milik ALLAH SWT..
Tidak boleh memaksa, apalagi dipaksa..

Nabi/Rasul dan Kita hanya diwajibkan untuk menyampaikan
Jika ia ingin tau kebenaran, sampaikanlah dengan cara yg baik

Mungkin ada yg beranggapan bahwa agama Islam Rasis, menjelekkan agama lain
ketahuilah terkadang kebenaran itu pahit,,
Para Nabi-nabi, sahabat, orang sholeh terdahulu pun demikian..
Diejek, dimusuhi, diajak berperang ketika mereka akan menyampaikan kebenaran disuatu tempat..
Namun Allah Azza Wa Jalla masih memberikan kesempatan orang-orang tersebut mau berfikir
menggunakan akal dan hatinya selama diberi umur di dunia.

Nabi Muhamad SAW adalah Nabi Rasul utusan terakhir-NYA,  untuk meluruskan ajaran berdoa & meminta sesuatu,menyembah Tuhan yang SATU (Allah SWT) tidak berbilang, tidak memiliki keluarga, tanpa perantaraan/sesaji/ritual menggunakan benda/hewan dan serupanya. atau Tuhan menyerupai manusia/diserupakan, yang telah dibelokan oleh Iblis hingga sebagian manusia salah mengetahui siapa sebenarnya penciptanya dan untuk apa sebenarnya ia ada di dunia ini..


 “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.”
QS. Al-A’raf: 26,






Ketika telah ditus Nabi/Rasul yang baru setelah ALLAH SWT wafatkan/ambil..
Maka manusia beriman wajib mengikuti ajaran utusan tersebut pada zamannya
jika ingin selamat dari bisikan Iblis yg akan menjerumuskan segolongan manusia ke neraka..

Umat tersebut yg mengikuti dan mengamalkan dengan baik sebelum nabi Akhir zaman diutus pada masanya..
Insya Allah akan mereka dapatkan pintu surga pada hari kebangkitan / Padang Mahsyar
Nabi terakhir adalah Nabi Muhammad SAW...
Jadi umat akhir zaman saat ini wajib mengikuti Al-Quran dan Hadits..
jika ingin selamat di hari pertanggung jawaban kelak..



Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.
Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).
(QS: Al-Baqarah Ayat: 165)



“Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri, dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengadzab (seseorang) sebelum Kami mengutus seorang rasul (kepadanya)."  (Al-lsraa:15).


Terlalu bodoh jika kita diberikan akal & hati namun tetap keras kepala & keras hati di dunia..
tidak mau menerima kebenaran dan mengikuti petunjuk "Clue" yang telah dibawa Nabi/Rasul terakhir dari-NYA..
Salah meminta, berdoa, menyembah Tuhan akan menyia-nyiakan segala amalan kebaikan kita di dunia
setelah IA memberi petunjuk..

Sama halnya seperti seseorang yang tidak terdaftar di sebuah Universitas..
Tiba-tiba ia masuk untuk ikut ujian Sidang Akhir..
Tentu saja tidak akan dinilai

karena namanya tidak terdaftar dalam list...

Silahkan renungkan..
Sebelum esok malaikat maut menjemputmu..
Apakah nama kamu termasuk yang tercatat dalam menyebut Tiada Tuhan Selain ALLAH, dan Nabi Muhammad Utusan terakhirnya..

Tuhan Yang Maha Esa yang sebenarnya .

" Dan ( mereka ) tidak diperintahkan kecuali menyembah  satu İlah , tidak ada ilah selain Dia , ( dan ) Maha Suci  Dia dari apa yang mereka persekutukan . " ( QS. At Taubah , 31 )

"Dan (berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat menciptakan suatu apapun, tetapi berhala-berhala itu (sendiri) diciptakan .

( Mereka ) mati, tidak hidup . Dan mereka tidak tahu kapan mereka akan dibangkitkan.
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tapi bagi mereka yang tidak beriman pada harı akhirat,hati mereka mengingkari (keesaan Allah) ,dan mereka adalah orang-orang yang sombong .

( QS. an Nahl , 20 - 22 )
Dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.
(Q.S. Al-An'aam ayat 70)
Semua manusia / bangsa Jin yang beriman maupun tidak [Mengakui bahwa Tuhan Maha Esa hanya ALLAH SWT]
Tetap IA berikan rezeki (usia/materi/kesenangan dunia/ilmu/kecerdasan, dan lainnya)
sebab ia masih diberi waktu untuk berfikir (akal dan hati)
tentang berbagai tanda-tanda Kebesaran-NYA di alam semesta ini
sebelum ajal menjemputnya, apakah ia masih sombong atau tidak membenarkan, meyakini hanya ALLAH SWT lah Tuhan yg MAHA ESA, tidak ada sekutu/keluarga, bagi NYA
Adapun rezeki (usia/materi/kesenangan dunia/ilmu/kecerdasan, dan lainnya) harus ia pertanggungjawabkan kelak di akhirat..


Mengaku bergama Islam sejak lahir/keturunan tidak cukup..
Menjadi Mualaf & bersyahadat tidak cukup..

It's just beginning.. 
Ketahuilah..
Tidak sedikit para mualaf yg tidak diakui keluarga, disiksa, diculik, dianiaya
Tapi ketahuilah lebih sakit diakhirat kelak, tidak mau menerima kebenaran..
Disana kekal.. tidak ada ujung/akhir siksaan jika menyekutukan-Nya dengan sesuatu

Tetap Berbuat baiklah kepada orangtua, daoakan saja Allah SWT membukakan prtunjuk/ pintu mata hatinya
“Dan kami wajibkan kepada manusia agar(berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.
(QS. Al - Ankabuut ayat 8)

Berjuanglah terus sebelum malaikat maut datang mencabut nyawa secara kasar atau dengan halus.. semua atas izin Allah SWT kita akan diwafatkan dengan cara apa..
Berusahalah "PULANG" dalam ketaatan dan sedang dalam beribadah kepadanya..
Tentu Malaikat mautpun akan segan  mencabut nyawa hamba-hambanya yg sholeh/sholehah..

HAUSLAH AKAN TERUS MENCARI ILMU ISLAM DARI SIRAH NABAWIYAH, KISAH PARA SAHABAT, JUGA ORANG-ORANG BERILMU & SHOLEH TERDAHUL, PELAJARI KITAB-/BUKU HASIL ORANG-ORANG BERILMU & SHOLEH TERSEBUT

BISA JUGA DARI TV/RADIO,  WEB/BLOG/ SOSIAL MEDIA YANG TAUHID DAN SESUAI AL-QURAN  & HADITS

DAN AMALKAN

Ketenangan hati akan hari ini, esok dan kehidupan setelah mati..
Akan didapat jika kalian tidak pernah bosan mempelajari Islam yg benar dari Al-Quran & Hadits
Maknai & renungkan dengan hati apa yang tersurat..

KECEMASAN HARI INI, MASA DEPAN, JUGA KEHIDUPAN SETELAH MATI TERSEBUT AKAN HILANG JIKA ALLAH SWT MEMBUKA HIDAYAH  & ILMU DI HATI KALIAN..

Tau bahwa Kesenangan dan Kesusahan hidup baik harta,materi, dan segala sesuatu lainnya di dunia ini adalah ujian..
Apalah gunanya hanya tau ilmu, tapi tidak diamalkan...

Karena Islam sejatinya adalah berupa "Manual Book" hidup bagi bangsa Jin & Manusia di dunia..
Memberitahu apa yang boleh & tidak boleh dilakukan..

Jangan pernah bosan untuk terus belajar dan mengamalkan ilmu yg tauhid tersebut dalam kehidupan
agar diri kalian bermanfaat bagi orang/lingkungan sekitar kalian..
Hingga ajal menghentikan semua amal di dunia..

Letih, serta beratnya berbagai ujian hidup  di dunia yang menghampiri silih berganti terus menerus ..
Kesenangan dan kesulitan hidup DUNIA adalah ujian, ujian terberat adalah ujian kesenangan
Kadang ia akan membuatmu lalai mengenai apa kewajiban yang harus dilakukan dengan  segala sesuatu/harta TITIPAN nya..

Jika berhasil mengatasi ujian hidup masing-masing sesuai peran kamu di dunia
SENANG/SUSAH, Kaya, Miskin, Rupawan, Kurang

ALLAH AZZA WA JALLA TIDAK AKAN MENILAI APA YANG TELAH IA TITIPKAN PADAMU DIDUNIA..
YANG AKAN IA NILAI ADALAH KEIHKLASAN HAMBANYA MENJALANI PERANNYA TERSEBUT DI DUNIA..
APAKAH HAMBA TERSEBUT  SYUKUR ATAU MALAH KUFUR NIKMAT..
APAKAH DENGAN TITIPAN TERSEBUT HAMBANYA MENJADI SHOLEH/SHOLEHAH
ATAU MALAH HIDUP DI DUNIA SESUKA HATINYA TANPA MELIHAT APA YANG DILARANG AL-QURAN DAN HADITS..

JIKA HAMBANYA BERHASIL MENJALANKAN PERANNYA HINGGA AKHIR HIDUPNYA
SEMUANYA kelak akan terbayar di alam akhirat & Padang Mahsyar..

Perlu kalian ketahui sahabat..
Siksa kubur, Alam akhirat, padang mashyar, neraka  itu ada

jika tidak percaya silahkan kalian datangi orang yg pernag diberi izin oleh Allah kesempatan hidup
untuk menumpulkan amal sebaik-baiknya sebelum ia kembali lagi
yaitu orang-orang yg pernah merasakan mati suri..
Silahkan datangi mereka, dengarkan pengalamannya..
lalu bandingkan

Saat sakaratul maut rasanya seperti kulit tubuh kalian ditaril dari ujung-ujung kaki hingga bagian atas kepala
tapi secara pelan-pelan..
tapi itu lebih sakit lagi.. karena hanya awal siksaan..


Pergunakanlah hati, akal, dan waktumu dengan baik..
Sebelum benar-benar menyesal saat di alam kubur yg menjadi permulaan hidup setelah mati..
Berapa banyak hal-hal dibelahan bumi ini yg memberikan tanda-tanda kebesaran ALLAH SWT,
Hamba-hamba yg sholehmasekipun sudah dikubur berpuluh tahun namun dengan izin-Nya
jasadnya masih utuh, orang yg dijemput malaikat maut saat sedang sujud, membaca Al-Quran dan masih banyak lagi peristiwa alam lainnya.
Jangan jadi manusia yg sombong akan kebenaran..
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri,
sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar.
Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?
(Q.S. Al-fusshilat ayat 53)
Tidak ada paksaan dalam memilih Islam..
Sejatinya para Nabi-Nabi utusan-Nya hanya diberi kuasa menyampaikan kebenaran..
Menyampaikan dengan cara yang baik..
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu:
"Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu
dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi."
(QS. Al-Zumar ayat 65)

Semua Nabi diberikan Mukjizat..
Tapi ada segolongan/konspirasi manusia yg salah mengartikan serta menganggap dan menjadikan mukzijat tersebut, menjadikan para Nabi /Rasul itu sebagai Tuhan..

Tanpa izin-Nya maka seseorang tidak dapat terbuka mata hatinya.
Jika Allah Azza Wa Jalla mengizinkan, maka IA akan memberi petunjuk pada seseorang tersebut agar mau menerima kebenaran
entah dengan didatangkan pada berbagai panca indranya, peristiwa hidup, alam ghaib,mimpi, ilmu pengetahuan, dan lainnya..
Namun tergantung pada seseorang tersebut menyikapi berbagai petunjuk dari Allah SWT tersebut..
Hingga nafas terakhirnya,,,

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu ?
Q.S. Fussilat - Ayat 53 
Allah SWT tidak memaksa untuk beragama Islam, tapi mengajak. Kalau Allah mau, sangat mudah bagi Nya untuk menjadikan umat manusia menjadi 1 agama saja.

Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata
Q.S. Az-Zumar Ayat 22

di Kitab Suci yang diturunkan oleh para Nabi dan Rasul Allah SWT hanya memerintahkan bangsa Jin dan Manusia untuk menyembah 1 Tuhan (Esa)
Al-Quran adalah Buku Pedoman Manusia yang sudah benar, baik dan sempurna
jika ingin selamat di kehidupan setelah mati.. dimana setiap diri akan mempertanggungjawabkan
segala perilakunya yang sudah tercatat oleh dua malaikat pendamping semasa hidupnya..

Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: “Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?” (QS. Al Mulk: 8).

Benar ada”, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan(nya) dan kami katakan: “Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar”. ” (QS. Al Mulk: 9)
Lihatlah jawaban mereka:
  1. Mereka mendustakan pemberi peringatan yang diutus pada mereka , Nabi, rasul dan orang mukmin.
  2. Mereka mendustakan secara umum yaitu dengan mengatakan bahwa mereka tidak diturunkan wahyu sedikit pun.
  3. Namun tidak berhenti sampai di situ, mereka pun menyesat-nyesatkan para rasul yang memberi peringatan. Padahal para rasul adalah orang yang memberi petunjuk dan diberi petunjuk oleh Allah.
  4. Tidak cukup hanya menyesatkan para rasul. Mereka pun menyatakan bahwa para rasul telah berada dalam kesesatan yang besar.



Ada orang yang dibacakan Alquran dan hadits atau pernah denger ceramah ilmu Islam, ia menerima, memahami,. Ada yang hanya manfaat untuk orang lain, tapi tidak untuk dirinya. Ada juga yang menolaknya. Sebagaimana perumpamaan yang dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
Permisalan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku dengannya adalah seperti hujan yang mengenai tanah. Maka ada tanah yang baik, yang bisa menyerap air sehingga menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak.
Di antaranya juga ada tanah yang ajadib (tanah yang bisa menampung air, namun tidak bisa menyerap ke dalamnya), sehingga manusia dapat mengambil air minum dari tanah ini, lalu memberi minum untuk hewan ternaknya, dan manusia dapat mengairi tanah pertaniannya.
Jenis tanah ketiga adalah tanah qi’an (tanah yang tidak bisa menampung dan tidak bisa menyerap air).
Inilah permisalan orang yang memahami agama Allah, menerima ajaran yang Allah mengutusku untuk dengannya. Dan perumpamaan orang yang tidak mengangkat kepalanya terhadap wahyu, dia tidak mau menerima petunjuk yang Allah mengutusku untuk membawanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Mengapa Al-Quran Agama Islam dinilai suka mengkritik / Agama Lain / Tidak Toleransi ?


Tujuan Allah SWT mengutus paa Nabi dan Rasul adalah untuk menyampaikan kebenaran,
menyembah & beribadah tidak kepada, dari buatan, ciptaan tangan manusia, maupun makhluk.
Allah SWT tidak diserupakan/seperti dengan mahluk

Ada sikap beberapa manusia ketika disampaikan kebenaran.
1. Menerima dengan akal, hati, ilmiah, perenungan yang mendalam dan logika tentang kegiatan ibadah dan menyembah Satu Tuhannya.
2. Cukup tahu
3. Tidak mau tahu
4. Menolak meski tau yg disampaikan itu benar

Islam sangat toleransi pada agama lain, tidak berhak dengan kekerasan, cara-cara kasar memaksa seseorang masuk Islam. Kalau llah SWT mau, ia akan jadikan 1 Agama saja
Karena Allah SWT akan memilih hambanya yg ia ciptakan untuk menggunakan akal dan hati untuk berfikir.
Segala hal Semua ibadah, perayaan dan  dalam Islam ada rujukannya dan tertulis dalam Al-Quran maupun Hadits. Tidak berdasarkan katanya, cerita nenek moyang/Zaman dahulu apalagi dongeng.
 Tanamkan dalam hati, tugas seorang Mukmin adalah menyampaikan kebenaran,
perkara seseorang yang sudah disampaikan kebenaran namun hati dan akalanya tidak tergerak..
itu urusannya dengan Allah SWT di alam kubur, Padang Mahsyar, Akhirat kelak ...
Jadilah seorang Mukmin..

Allah SWT tidak memaksa tapi mengajak. Kalau Allah mau, sangat mudah bagi Nya untuk menjadikan umat manusia menjadi 1 agama saja. 
dI Kitab Suci yang diturunkan oleh para Nabi dan Rasul Allah SWT hanya memerintahkan bangsa Jin dan Manusia untuk menyembah 1 Tuhan (Esa)
Masuk neraka ataupun kejadian buruk bukanlah Takdir..
Tapi akal dan hati kitalah yang digunakan untuk memilih sebuah pilihan-pilihan semasa kita hidup..


Sangat mudah bagi Allah SWT untuk menundukkan mahluk bernama manusia di alam raya ini untuk beriman kepada Nya jika IA menginginkannya..
Lihat saja malaikat yang diciptakan Nya khusus untuk patuh pada Nya, tidak ada pilihan lain bagi malaikat kecuali hanya patuh pada Nya.
Dan lihat aja setan/iblis, tidak ada pilihan lain bagi setan kecuali durhaka pada Nya.
Lalu bagaimana dengan manusia ?, Kalau manusia Allah memberikan potensi untuk menentukan pilihannya,
ALLAH SWT memberikan pilihan Patuh atau Durhaka.. maka dari itu ia mengutus para Nabi dan Rasul.

Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi keputusan di antara mereka, tentang apa yang mereka perselisihkan itu. (QS. Yûnûs: 19)

Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kamu semuanya kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. (QS. Almâidah: 48)

Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. (QS. Hûd: 118-119)
Sesungguhnya (agama) ini,adalah agama kamu semua; agama yang satu. Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku. (QS. Al mu’minûn: 52)

Hidayah milik dan atas pertolongan Allah SWT..
Lihatlah orang-orang yg rumahnya berada disekitar masjid, terutama yg beragama Islam..
Belum tentu Allah gerakan hati dan badannya nya untuk melangkahkan kaki menuju masjid untuk shalat berjamaa'h  ketika Adzhan berkumandang..
terutama di waktu shubuh
Hanya orang-orang yg berhati lembutlah yang mau menerima hidayahnya

Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?
( 100 )   Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.

( 101 )   Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman". (Q.S. Yunus ayat 101-102)

Mungkin ada yang tidak menyukai/mengingkari Islam
hanya karena sosok nabi Muhammad SAW
hanya karena beliau memiliki istri banyak , selalu berperang dan lain-lain..
Pelajari + carilah dari Nabi Adam hingga kenapa Nabi Muhammad SAW menjadi utusan Allah SWT
beliau memiliki Istri-istri, dan berperang karena sudah Allah bwt jalan takdirnya demikian,
salah satunya untuk risalah kenabian, meneruskan nabi-nabi sebelumnya..
penyebaran Islam mengenai ajara meng-Esa kan NYA
Beribadah, dan berdoa sesuai Manual Booknya 
Mungkin disitulah salah satu ujian-Nya 

Iman itu ada 70 atau 60-an cabang.
Yang paling tinggi adalah perkataan ‘la ilaha illallah’,
yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan, dan sifat malu (juga) merupakan bagian dari iman.
— HR. Bukhari no. 9 dan Muslim no. 35.

Perkataan ‘Syahadat’ menunjukkan bahwa iman harus dengan ucapan di lisan. Menyingkirkan duri dari jalan menunjukkan bahwa iman harus dengan amalan anggota badan. Sedangkan sifat malu menunjukkan bahwa iman harus dengan keyakinan dalam hati, karena sifat malu itu di hati karena perbuatan dosa disaksikan Allah SWT. Inilah dalil yang menunjukkan bahwa iman yang benar hanyalah jika terdapat tiga komponen di dalamnya yaitu
(1) keyakinan dalam hati,
(2) ucapan di lisan, dan
(3) amalan dengan anggota badan (baik ibadah, bersosialisasi, ekonomi dan segala kegiatan di dunia).
Maka tanpa adanya amalan, meskipun ada keyakinan dan ucapan, tidaklah disebut beriman (mengaku beragama Islam).


Mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati..
Semoga bermanfaat..

Ibarat dalam matematika mengatakan 3+3=6
sebagian orang mengatakan hasil tersebut Salah dan malah dianggap sebagai penghinaan.
karena menurut orang lain 3+3 hasilnya bukanlah 6.
Islam menyampaikan kebenaran, jadi jangan dianggap penghinaan.
Ketika Islam mengajarkan kebenaran maka cari & pelajariah kebenaran Islam
Bukan ditanggapi emosi dan tidak terima bahwa hasil penjumlahan 3+3=6



Hiduplah semaumu.. Berbuat dosalah sebanyak-banyaknya, langgarlah perintah Allah dan Al-Quran semaumu.. Berbuatlah berbagai kerusakan semaumu..
Ingkarilah Alllah SWT sebagai hanya satu-satunya Tuhan di alam semesta ini..
Hiduplah sesuai kehendak nafsumu..
Tapi ketahuilah..
Kita semua pasti akan mati..



Dan katakanlah kepada orang-orang yang tidak beriman: "Berbuatlah menurut kemampuanmu; sesungguhnya Kami-pun berbuat (pula)". Dan tunggulah (akibat perbuatanmu); sesungguhnya kamipun menunggu (pula)".
(Q.S. Huud ayat 121-122)

references by http://adf.ly/Mt0QW ,http://adf.ly/13kIx1CREDIT To berbagai sumberadded & modified by agunkzscreamo
-----------------------------------------
[1]HR ath-Thabrani dalam “al-Mu’jamul kabir” (no. 7741), dinyatakan baik isnadnya oleh al-Mundziri.[2] HR at-Tirmidzi (no. 586), dinyatakan hasan oleh at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani dalam “Silsilatul ahaditsish shahihah” (no. 3403).[3] Lihat kitab “Tuhfatul ahwadzi” (3/157) dan “at-Targhib wat tarhib” (1/111-shahih at-targhib).[4] Bahkan penamaan ini dari sahabat Ibnu Abbas t, lihat kitab “Bughyatul mutathawwi’” (hal. 79).[5] Lihat kitab “Tuhfatul ahwadzi” (3/157) dan “Bughyatul mutathawwi’” (hal. 79).[6] Lihat kitab “Tuhfatul ahwadzi” (3/158).[7] Lihat keterangan syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin dalam “asy-Syarhul mumti’” (2/61).[8] Dalam HSR Muslim (no. 831).[9] HSR Muslim (no.670) dan at-Tirmidzi (no.585).[10] Demikian keterangan yang kami pernah dengar dari salah seorang syaikh di kota Madinah.[11] Lihat kitab “Tuhfatul ahwadzi” (3/158). 

 
Like us on Facebook