Tim peneliti dari University of North Carolina (UNC) Aquarium Research
Center mengungkapkan, meningkatnya kadar karbon dioksida di udara dan
lautan menyebabkan ukuran kepiting menjadi lebih besar.
Para peneliti menemukan bahwa pemanasan global menyebabkan tingkat karbon dioksida atau gas rumah kaca meningkat di lapisan atmosfer. Akibatnya, kepiting menjadi lebih besar, lebih kuat, dan lebih cepat, seperti dilansir The Christian Science Monitor, 15 April 2013.
Para peneliti menemukan bahwa pemanasan global menyebabkan tingkat karbon dioksida atau gas rumah kaca meningkat di lapisan atmosfer. Akibatnya, kepiting menjadi lebih besar, lebih kuat, dan lebih cepat, seperti dilansir The Christian Science Monitor, 15 April 2013.
(ilustrasi)
Ini
tentu menjadi kabar buruk bagi para pecinta seafood, terutama penggila
kerang. Secara rantai ekosistem, meningkatnya ukuran kepiting membuatnya
menjadi lebih rakus dengan memangsa kerang lebih banyak.
Baca Artikel Lainnya
- Kenapa El Nino Membuat Nyamuk Agresif & Sering Menggigit?
- Dampak Efek Tubuh Yang Terlalu Banyak Makan Daging
- Alasan Pria Selingkuh
- Bagaimana Mata Air Terbentuk?
- Dampak Negatif Sumur Bor Bagi Lingkungan
- Apa Dampak Negatif Sering Stress ?
- Apa Bahaya Balita Sering Ngupil ?
- Apa Dampak Negatif Tidur Kurang dari 4 Jam Per Hari?
- Ridwan Kamil Difitnah Lisa Mariana Jadi Selingkuhannya
- Kronologi TNI Tembaki Polisi Lampung
- Jadwal Libur Panjang Idul Fitri 2025
- Sejak Kapan Gas Elpiji LPG 3KG Diberi Label Hanya Untuk Masyarakat Miskin?
- Data Angka Bunuh Diri Indonesia Terus Meningkat
- Apa Dampak Efek Meniup Makanan & Minuman Panas Bagi Kesehatan?
- Apa Efek Jarang Minum Air Putih Bagi Darah?
"Tingginya
tingkat karbon dioksida di lautan menyebabkan pertumbuhan kerang tiram
menjadi lebih lamban. Sementara kepiting biru yang merupakan predator
kerang tiram tumbuh empat kali lebih cepat," kata Justin Baker Ries,
ahli geologi kelautan di University of North Carolina, AS.
"Kerang tiram adalah makanan favorit kepiting besar, mereka akan lebih gesit, memangsa kerang dalam waktu singkat," jelas Ries.
Dalam percobaan yang dilakukan oleh tim peneliti, kepiting besar dan kerang tiram disatukan dalam tempat berlumpur. Hasilnya, kepiting memiliki selera makan yang tak terpuaskan.
"Kepiting tampak agresif memotong cangkang kerang tiram, mencabik-cabik, dan segera memakan dagingnya. Ini seperti menonton seekor singa sedang memangsa domba," kata Ries.
Penelitian yang sudah diterbitkan di Jurnal Geology ini juga menemukan, bahwa meningkatnya ukuran kepiting menyebabkan jumlah daging yang tumbuh di dalam cangkangnya menjadi lebih sedikit.
Bagi penggila kerang tiram, bersiap-siaplah kekurangan pasokan kerang di restoran-restoran seafood. Sementara bagi penggemar kepiting, tidak lama lagi Anda tidak bisa menikmati daging tebal di balik cangkang kepiting.
"Kerang tiram adalah makanan favorit kepiting besar, mereka akan lebih gesit, memangsa kerang dalam waktu singkat," jelas Ries.
Dalam percobaan yang dilakukan oleh tim peneliti, kepiting besar dan kerang tiram disatukan dalam tempat berlumpur. Hasilnya, kepiting memiliki selera makan yang tak terpuaskan.
"Kepiting tampak agresif memotong cangkang kerang tiram, mencabik-cabik, dan segera memakan dagingnya. Ini seperti menonton seekor singa sedang memangsa domba," kata Ries.
Penelitian yang sudah diterbitkan di Jurnal Geology ini juga menemukan, bahwa meningkatnya ukuran kepiting menyebabkan jumlah daging yang tumbuh di dalam cangkangnya menjadi lebih sedikit.
Bagi penggila kerang tiram, bersiap-siaplah kekurangan pasokan kerang di restoran-restoran seafood. Sementara bagi penggemar kepiting, tidak lama lagi Anda tidak bisa menikmati daging tebal di balik cangkang kepiting.
references by
