MASUKAN KATA DI KOTAK BAWAH INI UNTUK MENCARI.. LALU KLIK TOMBOL "SEARCH"

December 7, 2017

Difetri Pada Anak Yang Sedang Mewabah Saat Ini

Baca Artikel Lainnya

Penyakit difteri yang menyerang anak-anak dan orang dewasa telah mewabah di berbagai wilayah Indonesia. Catatan  sejak November 2017, kasus infeksi difteri di Jawa Barat mencapai 109 kasus dengan 13 orang diantaranya meninggal dunia.


Kementerian Kesehatan pun telah menetapkan kasus ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Nah, bunda perlu tahu bahwa penyakit difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang umumnya menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta terkadang dapat memengaruhi kulit.

Jenis penyakit ini menular dan termasuk infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa anak-anak maupun orang dewasa. Agar Si Kecil dan keluarga tak terkena difteri, Moms perlu memerhatikan beberapa hal.

Penyebab penyakit ini adalah Bakteri Corynebacterium diphtheria. Bakteri ini sangat mudah berpindah dari satu orang ke orang yang lainnya. Beberapa cara difteri menyebar antara lain ketika seseorang terinfeksi difteri batuk atau bersin, orang di dekatnya bias saja mengirup bakteri tersebut.

Hal ini sangat mungkin terjadi pada kondisi perumahan yang padat penduduk.
Sebaiknya Moms menghindari beberapa kebiasaan seperti tidak mencuci tangan setelah dari luar rumah atau dari toilet.

Moms yang punya bayi juga harus sering membersihkan diri sebab kekebalan tubuh bayi yang rendah berisiko ia mudah terkena paparan bakteri.
Beberapa jenis makanan kaya vitamin dan mineral juga sangat penting untuk tumbuh kembangnya termasuk asam lemak.

Asam lemak tidak hanya meningkatkan perkembangan otak saja tetapi juga meningkatkan kekebalan tubuh. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Immunology pada 2008 menyatakan anak yang mengonsumsi asam lemak akan memiliki risiko lebih rendah mengalami infeksi saluran pernapasan.

Selain itu, Moms juga perlu memastikan Si Kecil mendapatkan imunisasi DPT, jenis imunisasi dasar yang dapat mencegah berbagai penyakit termasuk difteri.
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi ini akan berisiko terkena penyakit difteri lebih besar.


Tanda-Tanda terserang bakteri penyebab difteri

Bakteri Corynebacterium diphtheriae penyebab difteri bisa menyerang berbagai organ tubuh dan dapat menyebabkan komplikasi serius pada tubuh. Tanda spesifik dan gejala difteri tergantung pada lokasi tubuh yang terinfeksi. Jika menyerang saraf, difteri menyebabkan neuritis atau peradangan yang mengakibatkan kerusakan saraf di saluran pernapasan.



"Kasus difteri menyebabkan kelainan saraf itu ada dua waktu, akut dan lambat. Yang akut berhubungan dengan toksin yang dikeluarkan bakteri, merusak saraf-saraf di daerah saluran napas, faring, mulut bagian atas," ujar Spesialis anak dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, Dr. Roy Amardiyanto,Sp.A kepada ANTARA News melalui sambungan telepon, Selasa.

"Kalau saraf terkena akan terjadi pelemahan, saluran napas bagian atas akan terganggu. Yang dikhawatirkan, tertutup saluran napasnya. Pada kondisi serius bisa dibantu pakai ventilator. Kondisi berat bisa menyebabka kematian," tutur Amar.

Jika bakteri menyerang saluran pernafasan, penderita akan mengalami demam, lesu, kelenjar getah benih di bagian depan leher membesar, jaringan lunak di bagian leher membengkak dan denyut jantung meningkat.

Sementara jika menyerang kulit, penderita akan mengalami kondisi yang hampir sama seperti menderita penyakit kulit lainnya seperti eksim, meskipun dapat menghasilkan luka (borok).

Tak hanya itu, sejumlah membran mukosa lainnya juga dapat terinfeksi oleh difteri - termasuk konjungtiva pada mata dan saluran telinga luar, seperti dilansir dari laman Medical News Today.

Kemudian, pada beberapa kasus lainnya, racun difteri dapat merusak jantung. Awalnya menyebabkan miokarditis-- peradangan otot jantung-- lalu bisa berkembang menjadi gagal jantung. Masalah jantung ini biasanya muncul 10-14 hari sejak tubuh terinfeksi bakteri.


references by antara, tribunnews,

 
Like us on Facebook