Perusahaan antivirus asal Amerika Serikat, Symantec, mengungkap prediksi 'wilayah' teknologi yang rawan diserang peretas (hacker) pada 2018. Director of System Engineering Symantec, David Rajoo mengemukakan, mulai dari teknologi yang sedang tren, Blockchain sampai kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), akan menjadi bidikan utama pelaku kejahatan siber.
Baca Artikel Lainnya
- Ransomware LockBit Akui Berhasil Meretas Data Perusahaan Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC)
- Mengenal Phising dan Scamming Yang Bisa Buat Saldo Berkurang dan Hilang
- Server Pusat Data Nasional Terkena Ransomware
- Data Pengguna Nasabah Bank BSI Dijual Di Darkweb
- Bukalapak TutupLapak Karena Kalah Saing, Akankah Tokopedia Menyusul?
- Windows 10 Pensiun 2025, Bersiap Beli PC/Laptop Baru Untuk Windows 11
- Penyebab Jumlah Penonton Live Shopee Menurun?
- Penyebab Akun Ini Tidak Dapat Lagi Menggunakan Whatsapp Karena Spam
- Facebook Meta Ramai-Ramai Jadi "Lapangan Kerja Baru", Data Apa Yang Sebenarnya Mereka Kumpulkan?
- Ridwan Kamil Difitnah Lisa Mariana Jadi Selingkuhannya
- Kronologi TNI Tembaki Polisi Lampung
- Jadwal Libur Panjang Idul Fitri 2025
- Sejak Kapan Gas Elpiji LPG 3KG Diberi Label Hanya Untuk Masyarakat Miskin?
- Data Angka Bunuh Diri Indonesia Terus Meningkat
- Jual KALI LINUX 2025
- Jasa Hack MyBCA di Dark Web, Modal Nomor Rekening dan Nama Pemilik
- Kembali Lagi, Bjorka Jual Jutaan Paspor WNI di Dark Web
Rajoo mengatakan, jika Blockchain memang masih tergolong baru, namun teknologi ini menemukan aplikasi selain cryptocurrency dengan penggunaan antarbank dan basis internet of things (IoT) mendapatkan traksi.
IoT adalah teknologi yang memungkinkan benda-benda di sekitar kita terhubung dengan internet. Rajoo melanjutkan, kasus tersebut masih dalam fase awal dan belum menjadi fokus bagi hacker.
Akan tetapi, ia menekankan bahwa hacker tidak akan menyerang namun fokus pada transaksi pertukaran koin dan pengguna dompet koin (e-wallet).
Transaksi ini menjadi target termudah dan mendulang untung besar bagi penjahat siber.
"Para korban di sini juga akan dikelabui untuk memasang 'coin-miner' di komputer dan smartphone mereka. Di situ lah mereka menyerahkan CPU dan arus transaksi ke penjahat siber," ungkapnya di Jakarta, Selasa, 12 Desember 2017.
Tak hanya itu, Rajoo juga memprediksi hacker akan menyerang kecerdasan buatan dan mesin pintar (machine learning/ML) yang berperan untuk melindungi dan mendeteksi data pengguna seperti email dan lain sebagainya.
Ia menjelaskan, apabila prediksi ini benar terjadi maka akan menjadi kasus pertama di mana AI dan ML dijadikan 'alat' serangan penjahat siber.
"Mereka akan menggunakan AI untuk menyerang dan mengeksploitasi jaringan korban. Jaringan ini biasanya menjadi bagian paling rentan agar mereka bisa menyusup dan meretas."
references by viva
IoT adalah teknologi yang memungkinkan benda-benda di sekitar kita terhubung dengan internet. Rajoo melanjutkan, kasus tersebut masih dalam fase awal dan belum menjadi fokus bagi hacker.
Akan tetapi, ia menekankan bahwa hacker tidak akan menyerang namun fokus pada transaksi pertukaran koin dan pengguna dompet koin (e-wallet).
Transaksi ini menjadi target termudah dan mendulang untung besar bagi penjahat siber.
"Para korban di sini juga akan dikelabui untuk memasang 'coin-miner' di komputer dan smartphone mereka. Di situ lah mereka menyerahkan CPU dan arus transaksi ke penjahat siber," ungkapnya di Jakarta, Selasa, 12 Desember 2017.
Tak hanya itu, Rajoo juga memprediksi hacker akan menyerang kecerdasan buatan dan mesin pintar (machine learning/ML) yang berperan untuk melindungi dan mendeteksi data pengguna seperti email dan lain sebagainya.
Ia menjelaskan, apabila prediksi ini benar terjadi maka akan menjadi kasus pertama di mana AI dan ML dijadikan 'alat' serangan penjahat siber.
"Mereka akan menggunakan AI untuk menyerang dan mengeksploitasi jaringan korban. Jaringan ini biasanya menjadi bagian paling rentan agar mereka bisa menyusup dan meretas."
references by viva
